Liputan6.com, Cilacap - Banjir melanda sebanyak 46 desa di 14 kecamatan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Dalam waktu bersamaan, longsor melanda 14 desa di tiga.
Jumat (20/11/2020), banjir mulai surut, meski belum sepenuhnya. Di beberapa wilayah, Kecamatan Sidareja dan Kedungreja, misalnya, ratusan warga masih bertahan di pengungsian.
Cuaca ekstrem dampak La Nina rupanya memicu dampak susulan. Di Bulaksari, Kecamatan Bantarsari, Cilacap, warga tak bisa tidur nyenyak. Sebab, tanggul Sungai Cimeneng yang jebol urung diperbaiki sepenuhnya.
Baca Juga
Advertisement
Warga khawatir banjir kembali menerjang perumahan usai tanggul Sungai Cimeneng yang melintas di desa mereka jebol di lima titik. Bisa saja banjir kiriman hulu, menerjang sewaktu-waktu.
Kepala Desa Bulaksari, Muhamad Jamaludin mengatakan, perbaikan dan penguatan tanggul di lima titik itu sudah mulai dilakukan warga sejak banjir surut, pada Rabu lalu. Akan tetapi, lantaran besarnya jebolan, hingga kini tanggul belum tertutup.
“Yang dibutuhkan sekarang tentu alat berat. Kita sudah berhari-hari kerja bakti, tapi karena secara manual belum selesai,” ujarnya.
Menurut dia, salah satu yang paling berbahaya adalah di Grumbul Klepuwaru. Di titik ini, tanggul jebol sepanjang 25 meter, dengan ketebalan mencapai enam meter. Saat terjadi banjir, air bah menerjang dan berdampak ke 500 keluarga.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Respons BPBD Cilacap
Warga khawatir banjir kembali terjadi dan masuk ke permukiman. Pasalnya, Sungai Cimeneng menampung banyak anak sungai, termasuk sungai-sungai dari wilayah Banyumas.
“Di sini biasa, nggak hujan tapi tiba-tiba banjir. Karena hulunya, di atas itu banjir. Di Lumbir atau di mana,” ucapnya.
Untuk mempercepat perbaikan, yang dibutuhkan adalah alat berat. Dia mengaku sudah melaporkan kebutuhan alat berat ini ke pihak kecamatan yang meneruskannya ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU).
Dia menambahkan, selain merendam perumahan, banjir di Bulaksari juga membuat warga mengalami kerugian material. Sejumlah hewan ternak mati dan tanaman pertanian rusak.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Tri Komara Sidhy mengatakan sudah mengidentifikasi jebolnya tanggul Sungai Cimeneng. Dia juga berjanji akan berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy.
"Ini sudah dikoordinasikan. Akan segera dikirim alat berat," kata Komara.
Advertisement