Gemuruh Gunung Merapi, Warga Kaget dan Keluar Rumah

Warga di KRB III sebenarnya sudah terlalu sering mendengar gemuruh dari puncak Gunung Merapi. Namun, suara gemuruh yang didengar warga, Senin (23/11/2020), tedengar sangat jelas

Oleh SoloPos.com diperbarui 24 Nov 2020, 01:00 WIB
Suasana di Pos Pantau Merapi Induk Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (20/11/2020). Kepala BPPTKG Hanik Humaida menyebut perjalanan magma Gunung Merapi ke puncak makin dekati permukaan. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Klaten - Warga yang tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) III di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dikagetkan dengan suara gemuruh dari puncak Gunung Merapi, Senin (23/11/2020) dini hari.

Meski sempat keluar rumah guna mengamati kondisi fisik puncak Gunung Merapi, warga di KRB III tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa.

Koordinator Pengungsi Balerante, Jainu, mengatakan warga di KRB III sebenarnya sudah terlalu sering mendengar gemuruh dari puncak Gunung Merapi. Namun, suara gemuruh yang didengar warga, Senin (23/11/2020), tedengar sangat jelas.

Wilayah yang termasuk KRB III Gunung Merapi di Desa Balerante adalah Dukuh Sambungrejo, Dukuh Ngipiksari, dan Dukuh Gondang.

"Dini hari tadi, di puncak memang sedang ada guguran sehingga warga di KRB III Balerante mendengarnya. Masyarakat tetap tenang tapi meningkatkan kewaspadaan [warga yang tak mengungsi tetap beraktivitas seperti biasa]," kata Jainu, saat ditemui wartawan di Barak Pengungsian Balerante, Kecamatan Kemalang, Senin (23/11/2020) siang, dikutip Solopos.com.

Meski tenang saat mendengar gemuruh Gunung Merapi, Jainu mengatakan sejumlah orang yang tinggal di KRB III sudah mulai mengungsi ke tempat evakuasi sementara (TES), yakni di barak pengungsian di kompleks Kantor Desa Balerante. Hingga Minggu (22/11/2020) malam, jumlah pengungsi di barak pengungsian itu mencapai 280 orang.

Di samping warga, sejumlah hewan ternak juga sudah mulai diungsikan, terutama sapi.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Logistik Pengungsian di Balerante Klaten

"Jumlah sapi yang sudah diungsikan pemiliknya di kandang komunal mencapai 128 ekor sapi. Belum ada penambahan lagi. Sejauh ini juga sudah ada bantuan pakan ternak [baik dari Pemkab Klaten atau pun pihak lainnya]. Pakan ternak berupa konsentrat sudah tersedia lima ton. Selain itu, ada pakan ternak untuk ijoan juga," katanya.

Disinggung tentang kebutuhan logistik para pengungsi di Balerante, Jainu, mengatakan stok logistik sudah mencukupi dalam beberapa waktu ke depan. Berbagai bantuan berupa paket sembako dan lainnya terus mengalir ke Balerante.

"Logistik masih aman," katanya.

Hal senada dijelaskan Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Endang H.S. Berbagai elemen masyarakat di Klaten dan sekitarnya turut memberikan bantuan logistik ke barak pengungsian di Balerante dan Tegalmulyo di Kecamatan Kemalang.

"Bantuan sudah banyak yang masuk. Ada beras, telur, mi instan, sayur-mayur, dan lainnya. Kemarin, ada dari paguyuban sopir truk galian C di lereng Gunung Merapi yang memberikan bantuan ketela. Agar tertib administrasi, bantuan itu kami minta tetap didata. Termasuk taksiran nominalnya," kata Endang.

Kasatsabhara Polres Klaten, AKP Edi Sukamto, mewakili Kapolres Klaten, AKBP Edy Suranta Sitepu, mengatakan sejumlah anggotanya sudah mulai rutin berpatroli di kawasan lereng Gunung Merapi. Hal itu dilakukan semata-mata guna menghadapi ancaman erupsi Gunung Merapi.

"Kami rutin patroli di atas [di lereng Gunung Merapi]. Tujuan utamannya memberikan edukasi ke masyarakat agar selalu waspada dan tetap menaati protokol kesehatan [masih berlangsung pandemi Covid-19]. Patroli dilakukan juga untuk memantau iklim kondusivitas di sana," katanya.

Dapatkan berita menarik Solopos.com lainnya, di sini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya