Liputan6.com, California - Seorang wanita yang terobsesi dengan tato rela menghabiskan hampir £ 20.000 (sekitar Rp 378 juta) untuk menutupi dirinya dengan rajah tubuh dari kepala hingga kaki. Tak terkecuali bagian genital alias alat kelaminnya.
Julia Nuno mendapatkan karya seni tubuh pertamanya ketika berusia 18 tahun, tetapi dalam tiga tahun terakhir telah menghabiskan total 234 jam untuk menato seluruh tubuhnya. Terlepas dari kekhawatiran keluarganya, ia bahkan telah mentato area genitalnya awal bulan ini di Texas.
Advertisement
Dikutip dari Metro, Senin (23/11/2020), Julia juga berencana untuk menutup wajahnya dengan tato berbentuk bunga.
"Butuh waktu cukup lama bagi saya untuk mulai membuat tato, dan beberapa tahun terakhir ini saya terus-menerus melakukannya. Saya memulai dari tato yang kecil yakni bunga kembang sepatu pada bagian dada, tetapi akhirnya bunga itu tumbuh," imbuh Julia.
Selama tiga tahun terakhir, Julia menghabiskan tiga jam di salon tato setiap dua minggu untuk menambah koleksinya. Namun pencinta tato ini mengakui bahwa sesi dan proses menyelesaikan pekerjaanlah yang membuatnya tertarik untuk kembali ke salon tato tersebut, ia membiarkan tato artis untuk memilih desainnya.
"Untuk waktu yang lama saya mengatakan pada diri saya sendiri dan orang lain bahwa saya tidak akan pernah mencukur kepala saya untuk ditato. Namun, ketika saya kehabisan ruang di tubuh saya, kepala adalah bagian yang hanya bisa saya pakai," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Apa yang Dilakukan oleh Julia Tidak Didukung oleh Keluarganya
Julia juga mengatakan bahwa ia merasa risih bila ada bagian di tubuhnya yang tidak tertutupi oleh tato.
"Sering kali saya membiarkan pria yang membuat tato saya memilih gambarnya. Saya punya beberapa ide tato, tapi biasanya dia lah yang akan memilih desainnya," tambahnya.
Terlepas dari kekhawatiran dari keluarganya bahwa ia mungkin bertindak terlalu jauh, Julia justru meras harus terus maju dan berencana untuk menutupi wajahnya dengan tato pada akhir tahun ini.
Julia mengatakan bahwa orang-orang yang bekerja dengan saya sangat menerima dan mengabaikannya, tetapi keluarganya terlihat memiliki masalah dengan berapa banyak tato yang ia miliki.
"Ibu saya tidak suka dengan tato yang ada di wajah, tetapi saya merasa harus melakukannya," ujarnya.
"Tetapi orang lain terpesona dan mereka benar-benar ingin menyentuhnya juga. Terkadang hal itu membuat saya ketakutan ketika mereka melakukannya tanpa meminta," tambahnya.
Julia mengaku bahagia dengan tato-tatonya tersebut, ia juga tidak memperdulikan bagaimana orang lain menganggapnya.
Reporter: Ruben Irwandi
Advertisement