Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat pemerintah sudah menarik utang sebesar Rp 958,6 triliun hingga akhir Oktober 2020. Hal ini sejalan dengan realisasi defisit anggaran yang melebar ke level 6,34 persen pada 2020 atau setara Rp 1.039,2 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan, pemerintah sudah menarik utang sebesar Rp 958 triliun hingga akhir Oktober 2020. Di mana utang tersebut berasal dari Surat Berharga Negara (SBN) neto dan pinjaman neto.
Advertisement
"Maka pembiayaan utang kita sampai Oktober mencapai Rp 958,6 triliun," katanya dalam APBN Kita, secara virtual, di Jakarta Senin (23/11/2020).
Dari total pembiayaan utang yang mencapai Rp 958,6 triliun tersebut berasal dari SBN neto sebesar Rp 943,5 triliun dan pinjaman sebesar Rp 15,2 triliun.
Sementara untuk pembiayaan investasi terkontraksi Rp 28,9 triliun hingga akhir Oktober 2020. Hal itu dikarenakan anggaran investasi kepada BUMN, investasi kepada BLU, dan investasi kepada lembaga atau badan lainnya mengalami kontraksi.
Sedangkan untuk pemberian pinjaman realisasinya Rp 1,9 triliun atau 32,3 persen dari target Rp 5,8 triliun. Lalu kewajiban penjaminan kontraksi Rp 3,4 triliun, dan terakhir pembiayaan lainnya Rp 0,2 triliun.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan video pilihan berikut ini:
Indonesia Utang Rp 15,4 T ke Australia, 15 Tahun Harus Lunas
Pemerintah Australia dan Indonesia mengumumkan pinjaman bilateral sebesar 1,5 miliar dolar Australia (Rp 15,4 triliun). Utang ini berfokus ke penanganan COVID-19 serta anggaran.
Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Bendahara Persemakmuran Australia Josh Frydenberg mengumumkan pinjaman ini bersama-sama.
BACA JUGA
"Mengakui Kemitraan Strategis Komprehensif dan persahabatan yang kuat antara Australia dan Indonesia, Pemerintah Australia akan memberikan pinjaman sebesar AU$ 1,5 miliar kepada Indonesia, dibayarkan kembali selama 15 tahun," tulis pernyataan bersama Sri Mulyani dan Josh Frydenberg pada Kamis (12/11/2020).
Keduanya menilai COVID-19 merupakan tantangan yang tak pernah terjadi di Indo-Pasifik dan dunia. Pinjaman dari Australia ini akan dipakai untuk anggaran Indonesia.
"Pinjaman ini akan digunakan untuk mendukung pembiayaan anggaran Indonesia untuk 2020 yang mana terfokus pada penanganan krisis COVID-19 dan program-program pemulihan ekonomi.
Advertisement