Liputan6.com, Jakarta - Wall Street atau bursa saham di Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Pendorong kenaikan bursa saham di New York ini setelah AstraZeneca dan Universitas Oxford mengatakan vaksin Covid-19 yang tengah mereka kembangkan efektif hingga 90 persen.
Mengutip CNBC, Selasa (24/11/2020), Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup 327,79 poin lebih tinggi atau naik 1,1 persen pada 29,591.27. Untuk S&P 500 naik 0,6 persen dan mengakhiri hari di 3.577,59. Sedangkan Nasdaq Composite naik 0,2 persen menjadi 11.880,63.
Advertisement
Dow mencapai sesi tertinggi pada menit-menit terakhir perdagangan di tengah berita bahwa Presiden terpilih Joe Biden berencana untuk mencalonkan mantan Ketua Federal Reserve Janet Yellen sebagai Menteri Keuangan.
The Wall Street Journal pertama kali melaporkan pilihan tersebut. CNBC kemudian mengkonfirmasi laporan tersebut melalui sumber.
Saham perusahaan pelayaran dan maskapai penerbangan memimpin kenaikan di Wall Street karena harapan akan adanya vaksin Covid-19 akan membuka kembali ekonomi dan meningkatkan perjalanan awal tahun depan.
Saham Carnival Corp naik 4,8 persen, sementara United Airlines naik 2,6 persen. Namun, saham perusahaan teknologi mengalami kesulitan. Apple turun hampir 3 persen, Netflix turun 2,4 persen.
Facebook, Amazon, Alphabet, dan Microsoft semuanya mencatat sedikit kerugian.
AstraZeneca mengatakan, analisis sementara menunjukkan vaksin yang mereka kembangkan memiliki kemanjuran rata-rata 70 persen dengan satu regimen dosis menunjukkan efektivitas 90 persen.
Ini mengikuti data uji coba tahap akhir dari Pfizer-BioNTech dan Moderna yang menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 masing-masing sekitar 95 persen efektif.
“Dengan tiga vaksin yang sekarang menunjukkan kemanjuran 90 persen dan pejabat kesehatan di AS dan UE bergegas untuk menyetujuinya, proses vaksinasi akan dimulai sebelum akhir tahun,” tulis Adam Crisafulli dari Vital Knowledge.
"Optimisme vaksin Ccvid-19 ini lebih dari sekadar mengimbangi lanskap penularan yang sangat suram karena kasus-kasus yang meningkat dan pemerintah mengambil tindakan lebih lanjut untuk mengekang penyebaran virus." tutur dia.
Optimisme Yellen
Yellen mendorong ekspansi ekonomi yang solid selama masa jabatannya sebagai Gubernur Bank Sentral AS dari 2014 hingga 2018 setelah krisis keuangan. Selama waktu itu, suku bunga tetap rendah, dan S&P 500 naik hampir 60 persen.
"Yellen adalah nama besar dengan pengalaman signifikan," kata Alli McCartney dari UBS Wealth Management.
"Saya tidak terkejut pasar bereaksi positif karena pilihan ini meyakinkan, terutama dengan tantangan yang terbentang di depan termasuk menghindari resesi ganda." kata dia.
Sentimen juga didorong oleh data ekonomi yang kuat. IHS Markit mengatakan indeks manajer pembelian dan manufaktur AS mereka mencapai tertinggi beberapa tahun.
Advertisement