Atasi Krisis Akibat Covid-19 Tak Bisa Gunakan Kebijakan Lama

Krisis yang dialami akibat Covid-19 berbeda dengan krisis yang pernah ada sebelumnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Nov 2020, 12:40 WIB
Ketua Satgas PEN Budi Gunadi Sadikin optimis dapat merealisasikan target penyerapan anggaran pemulihan ekonomi nasional hingga akhir tahun 2020 saat jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (2/9/2020). (Tim Komunikasi Komite Penanganan COVID-19)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional (PEN), Budi Gunadi Sadikin mengatakan krisis yang dialami saat ini berbeda dengan krisis yang pernah ada sebelumnya. Sehingga dia meminta penanganan krisis saat ini tidak ditangani serupa dengan krisis-krisis yang pernah terjadi di Indonesia.

Budi menjelaskan krisis global yang terjadi pada tahun 2013 disebabkan oleh kebijakan The FED. Akibatnya pemerintah Indonesia mengatasi krisis tersebut dengan kebijakan keuangan.

Para menteri yang menjabat kala itu memberikan banyak solusi berupa kebijakan di sektor keuangan. Namun, krisis dunia yang dialami saat ini bukan disebabkan hal yang sama, sebaliknya karena masalah kesehatan.

Masalah kesehatan ini yang membuat orang tidak ingin keluar dari rumah untuk melakukan kegiatan fisik. Sementara perekonomian digerakkan oleh kontak fisik.

"Masyarakat takut keluar padahal sebagian besar ekonomi dunia sumbernya kontak fisik," kata Budi dalam acara CEO Networking 2020 secara virtual, Jakarta, Selasa (24/11).

Ragam inovasi dilakukan agar perekonomian tetap bergerak, salah satunya dengan bertransformasi ke sistem digital. Sayangnya, kata Budi berbagai kegiatan virtual lewat sistem digital ini tidak bisa menggantikan volume perekonomian yang bergerak saat kondisi sebelum pandemi.

"Sebaik-baiknya virtualisasi, digitalisasi masih jauh dibandingkan volume pasar basah atau mall-mall di perkotaan," kata dia.

Kegiatan seminar yang sekarang banyak dilakukan secara virtual juga tidak banyak menggerakkan perekonomian. Secara aktivitas ekonomi ini jauh dibandingkan dengan kegiatan seminar fisik yang dilakukan tahun lalu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sektor Industri

Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin memberi sambutan di Jakarta Energy Forum 2020, Jakarta (2/3/2020). Acara ini bertema ‘The Future of Energy’ yang re-inisiasi mengembangkan kolaborasi berkelanjutan dengan Pemerintah, Korporasi, Institusi Keuangan dan Pendidikan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Begitu juga dengan industri pariwisata, transportasi, pendidikan dan yang lainnya. Sebab aktivitas ekonomi sangat tergantung dengan aktivitas kontak fisik.

"Aktivitas ekonomi dunia (tergantung) peranan kontak fisik masih besar," kata dia.

Maka dari itu, dia menegaskan dalam menangani krisis akibat pandemi ini tidak dilakukan dengan cara yang sama dengan cara krisis di masa lalu.

"Yang bahaya, jangan gunakan kebijakan lama yang sebabkan krisis keuangan. Jangan terjebak keluarkan kebijakan-kebijakan dengan paradigma yang fokus yang dulu," ungkap Budi.

Menurutnya selama masyarakat membatasi diri karena diliputi rasa takut untuk melakukan kegiatan kontak fisik, selama itu pula roda perekonomian tidak berputar. Seberapa besar dana stimulus yang disuntikan tidak akan menimbulkan efek berkelanjutan (multiplier effect).

Untuk itu dia menyarankan, permasalahan ini bisa dipimpin oleh tim dari kesehatan. Sebab yang harus segera diselesaikan dari sektor kesehatan.

"Ini penyebabnya prinsip kesehatan, kalau perlu yang memimpin tetap orang kesehatan, yang harus dibereskan kesehatan dulu," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya