Liputan6.com, Jakarta - Kabar duka kembali menyelimuti dunia kesehatan. Seorang perawat asal Tulungagung yang terpapar COVID-19 tutup usia dalam perawatan di Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya pada Senin, 23 November 2020. Hal ini karena kondisi pasien COVID-19 yang terus memburuk.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Tulungagung, Galih Nusantoro menuturkan, perawat di salah satu rumah sakit di Tulungagung tersebut terinfeksi COVID-19 sejak 21 November 2020 setelah dilakukan tes usap PCR di ruang isolasi RSUD dr Iskak Tulungagung, Jawa Timur.
"Perawat berinisial LTP ini merupakan kontak erat kasus RMT yang dirilis pada 21 November 2020,” ujar dia, seperti dikutip dari Antara, ditulis Selasa, (24/11/2020).
Baca Juga
Advertisement
Perawat asal Tulungagung berinisial LTP dinyatakan positif COVID-19 hampir bersamaan dengan RMT. Perawat berinisial LTP merasa kurang enak badan dan dirawat di Rumah Sakit Putra Waspada selama empat hari. Akan tetapi, gejala sakit terus berlanjut diikuti sesak nafas, ia kemudian dirujuk ke RSUD dr Iskak Tulungagung.
Perawat berinisial LTP sempat dirawat selama dua hari di RSUD dr Iskak. Kondisi yang memburuk, perawat LTP kemudian dirujuk ke RS Universitas Airlangga Surabaya.
"LTP dinyatakan meninggal, 23 November 2020 di Surabaya,” ujar dia.
Jenazah dipulangkan ke Tulungagung dan segera dimakamkan dengan tetap menerapkan prokol kesehatan penanganan jenazah COVID-19.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Perkembangan COVID-19 di Indonesia pada 23 November 2020
Jumlah kasus COVID-19 di Tulungagung hingga kini tercatat mencapai 535 orang. Dari jumlah itu, pasien dinyatakan sembuh sebanyak 505 orang, meninggal enam orang, dirawat Sembilan orang, karantina 11 orang dan isolasi empat orang.
Ia menuturkan, kasus penularan di Kabupaten Tulungagung hingga kini sudah merambah pada penularan dalam keluarga. Hal itu bisa dimungkinkan terbentuknya risiko klaster keluarga.
“Ketaatan dalam melaksanakan protokol kesehatan masih menjadi kunci awal pencegahan COVID-19 agar tidak meluas,” ujar dia.
Advertisement