Jika Vaksin COVID-19 Tersedia, Bukti Vaksinasi Wajib Bagi Penumpang Maskapai Ini

Maskapai ini mengatakan langkah itu akan menjadi keharusan ketika vaksin Virus Corona COVID-19 telah tersedia.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 25 Nov 2020, 09:01 WIB
Ilustrasi penumpang pesawat. (dok. RyanMcGuire/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Liputan6.com, Jakarta- Pelancong yang menggunakan mode trasportasi via udara, terutama penerbangan internasional perlu membuktikan bahwa mereka telah mendapat suntikan vaksin COVID-19, demikian disampaikan oleh pihak maskapai Qantas.

Alan Joyce, dari Qantas Airlines mengatakan langkah itu akan menjadi "keharusan" ketika vaksin COVID-19 telah tersedia, demikian dikutip dari laman BBC, Rabu (24/11/2020).

"Saya pikir itu akan menjadi hal yang biasa dibicarakan dengan kolega saya di maskapai penerbangan lain di seluruh dunia," katanya.

Australia menutup perbatasan internasionalnya pada awal pandemi dan mengharuskan mereka yang kembali ke karantina.

Negara itu juga mengandalkan penguncian, pengujian luas, dan pelacakan kontak agresif untuk mendorong infeksi harian secara nasional mendekati nol.

Dalam wawancara dengan Nine Network Australia pada hari Senin 23 November, Joyce mengatakan Qantas sedang mencari cara untuk mengubah syarat dan ketentuannya untuk pelancong internasional karena industri tersebut telah terpukul keras oleh pembatasan perjalanan.

"Kami akan meminta orang-orang untuk disuntik vaksin COVID-19 sebelum mereka dapat naik pesawat," kata Joyce.

 

Saksikan Video Berikut Ini:


Kerugian Sampai Miliaran Dolar

Ilustrasi kabin pesawat (Pixabay)

Pada Agustus 2020 Qantas melaporkan kerugian tahunan hampir 2 miliar dolar Australia karena dampak pandemi Virus Corona COVID-19.

Joyce mengatakan pada saat itu bahwa kondisi perdagangan adalah yang terburuk dalam sejarah 100 tahun maskapai itu beridri dan bahwa "dampak Covid pada semua maskapai penerbangan jelas sangat menghancurkan".

Pada Senin, 23 November 2020, negara bagian New South Wales (NSW) di Australia membuka kembali perbatasannya dengan tetangganya Victoria untuk pertama kalinya sejak infeksi melonjak di ibu kota negara bagian Victoria, Melbourne, pada Juli 2020.

Australia telah mencatat sekitar 900 kematian terkait Virus Corona COVID-19 dan hampir 28.000 infeksi secara total.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya