Daftar Harga Emas di Pegadaian per 25 November 2020

Berikut ini daftar lengkap dan terbaru harga emas PT Pegadaian (Persero) pada 25 November 2020

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Nov 2020, 09:00 WIB
Emas batangan terlihat di galeri 24 Pegadaian, Tangerang, Selasa (7/7/2020). Kenaikan harga emas Pegadaian khusus batangan 1 gram cetakan Antam di tengah lonjakan kasus virus corona menjaga permintaan untuk safe havenlogam mulia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pegadaian (Persero) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak hanya menawarkan jasa gadai, tetapi juga menawarkan jasa penjualan emas.

Ada beberapa jenis emas yang dijual oleh perusahaan yang dipimpin oleh Kuswiyoto ini. Jenis emas yang terdaftar adalah emas Antam, emas Retro, emas Batik, dan emas UBS. Semua jenis emas itu tersedia hanya di outlet Pegadaian.

Setiap harinya harga emas yang dijual terus berubah. Pada Rabu, 25 November 2020 ini, harga emas yang dijual Pegadaian ada yang naik, tetap, dan ada yang turun jika dibandingkan hari sebelumnya.

Berikut ini daftar lengkap dan terbaru harga emas PT Pegadaian (Persero) pada 25 November 2020:

Harga Emas Antam

· 0,2 gram = Rp1.962.000

· 3,0 gram = Rp2.879.000

· 5,0 gram = Rp4.795.000

· 10,0 gram = Rp9.580.000

· 25,0 gram = Rp23.946.000

· 50,0 gram = Rp47.557.000

· 100,0 gram = Rp94.941.000

· 250,0 gram = Rp232.057.000

· 500,0 gram = Rp464.067.000

· 1000,0 gram = Rp921.019.000

 

Harga Emas Antam Retro

· 0,5 gram = Rp448.000

· 1,0 gram = Rp891.000

· 2,0 gram = Rp1.780.000

· 3,0 gram = Rp2.660.000

· 5,0 gram = Rp4.467.000

· 10,0 gram = Rp8.935.000

· 25,0 gram = Rp22.419.000

· 50,0 gram = Rp44.719.000

· 100,0 gram = Rp89.698.000

 

Harga Emas Antam Batik

· 0,5 gram = Rp613.000

· 1,0 gram = Rp1.134.000

 

Harga Emas UBS

· 0,5 gram = Rp489.000

· 1,0 gram = Rp931.000

· 2,0 gram = Rp1.880.000

· 5,0 gram = Rp4.536.000

· 10,0 gram = Rp9.022.000

· 25,0 gram = Rp22.406.000

· 50,0 gram = Rp44.885.000

· 100,0 gram = Rp89.876.000

· 250,0 gram = Rp224.470.000

· 500,0 gram = Rp448.404.000

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Harga Emas Kian Jatuh

Petugas menunjukkan emas yang digadai nasabah di Jakarta, Selasa (21/4/2020). Banyak nasabah yang datang untuk menggadaikan perhiasannya. (merdeka.com/Imam Buhori)

Harga emas turun ke level terendah empat bulan pada hari Selasa dan tampaknya akan turun di bawah level psikologis USD 1.800. Penurunan ini karena kemajuan vaksin COVID-19 dan harapan untuk transisi cepat di Gedung Putih mendorong investor menuju aset berisiko.

Diktui[ dari CNBC, Rabu (25/11/2020), harga emas di pasar spot turun 1,5 persen menjadi USD 1,807.95 per ounce, setelah menyentuh level terendah sejak 17 Juli di USD 1.800,01. Emas berjangka AS turun 1,8 persen pada USD 1.804.60.

"Lebih optimisme dalam hal ekonomi, perkembangan vaksin telah mengambil beberapa status safe haven dari pasar emas," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

"Kurangnya perhatian politik untuk bergerak maju" juga telah mengurangi kebutuhan akan tempat berlindung yang aman, tambah Meger.

Indeks utama Wall Street melonjak setelah Joe Biden bergerak lebih dekat untuk mengambil kendali kekuasaan pada Januari.

“Pengubah permainannya adalah kemampuan semua vaksin untuk menunjukkan janji yang baik,” kata George Gero, direktur pelaksana di RBC Wealth Management, seraya menambahkan itu akan menjadi pendakian panjang untuk mendapatkan emas dalam keadaan ini.

Pada hari Senin, emas batangan safe-haven kehilangan 1,9 persen setelah perusahaan obat global lainnya AstraZeneca mengumumkan hasil uji coba yang menjanjikan menuju vaksin.

Selain itu, Biden diperkirakan akan mencalonkan mantan Ketua Federal Reserve Janet Yellen sebagai Menteri Keuangan AS. Investor melihat Yellen sebagai kekuatan untuk lebih banyak tindakan fiskal untuk memerangi krisis ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi.

Penurunan emas juga terjadi meskipun dolar melemah, yang bertahan hampir mendekati level terendah tiga bulan.

Harga emas, perlindungan terhadap penurunan nilai mata uang dan inflasi, masih naik sekitar 19 persen tahun ini, terutama didorong oleh stimulus global yang dipimpin pandemi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya