Liputan6.com, Jakarta Disabilitas tuli umumnya terjadi pada kedua telinga namun ada pula kasus tuli sebelah yang terjadi pada orang dengar atau bukan bawaan lahir.
Menurut dr. Nitish Basant Adnani BMedSc MSc dari Klikdokter, tuli sebelah umumnya disebabkan oleh menyusutnya rambut saraf koklea telinga. Rambut saraf ini fungsinya mengirimkan sinyal suara ke otak sampai seseorang bisa mendengar dan mengartikan bunyi tersebut.
Advertisement
Ketika rambut atau sel-sel saraf ini rusak atau hilang, sinyal listrik tidak dapat disalurkan dengan baik. Hasilnya gangguan pendengaran atau tuli sebelah pun terjadi. Selain itu, penyebab lain telinga tuli sebelah adalah karena luka pada telinga, efek samping obat, tersumbatnya telinga, tumor, atau penyakit lainnya.
Kehilangan pendengaran pada salah satu telinga dapat disebabkan oleh banyak hal. Salah satunya terpapar suara keras.
Simak Video Berikut Ini:
Terpapar Suara Keras
Salah satu penyebab dari tuli sebelah adalah terpapar atau mendengar suara yang sangat keras. Kondisi ini bisa terjadi ketika seseorang sedang menonton konser atau berada di dekat pengeras suara.
Pengeras suara yang ada di suatu konser mempunyai fungsi untuk menghantarkan suara ke seluruh area konser.
“Bayangkan saja bagaimana telinga Anda ketika duduk di dekat pengeras suara tersebut selama konser berlangsung. Sangat berisiko, bukan? Mendengar suara yang keras dalam waktu lama nantinya dapat menyebabkan tuli sementara atau bahkan menyebabkan tuli permanen,” tulis Nitish melansir Klikdokter, Rabu (25/11/2020).
Selain pengeras suara di konser, suara dari televisi, gawai permainan elektronik, atau earphone juga dapat menjadi penyebab tuli sebelah. Maka dari itu, menghindari suara keras dapat membantu mengurangi risiko terjadinya gangguan pada telinga khususnya tuli sebelah.
Advertisement
Pencegahan Tuli Sebelah
Sebagai upaya mencegah terjadinya tuli sebelah, maka seseorang dapat menghindari tempat bising yang menimbulkan suara keras. Kebisingan biasanya terjadi di tempat konser atau tempat hiburan malam.
“Anda juga bisa menggunakan penutup telinga plastik atau jenis pelindung telinga yang diisi gliserin (pelembab). Pelindung tersebut dapat membantu melindungi telinga dari paparan suara keras."
Hal lain yang dapat dilakukan adalah memeriksakan kesehatan telinga secara rutin ke dokter.