Jakarta - Setelah mendapat izin resmi untuk memulai transisi pemerintahan Amerika Serikat (AS), Joe Biden menegaskan kembali komitmennya terhadap negara-negara sekutu AS.
Pada acara pengenalan tim kebijakan keamanan nasionalnya di Wilmington, Delaware, Biden mengatakan timnya akan mewujudkan keyakinannya bahwa "Amerika menjadi yang terkuat ketika bekerja sama dengan sekutunya," seperti dikutip dari DW Indonesia, Kamis (26/11/2020).
Baca Juga
Advertisement
Tim kebijakan keamanan nasional yang dibentuk Joe Biden, termasuk Antony Blinken sebagai menteri luar negeri dan John Kerry sebagai utusan iklim.
"Ini adalah tim yang mencerminkan fakta bahwa Amerika telah kembali, siap untuk memimpin dunia, bukan mundur darinya," kata Biden di atas panggung, didampingi staf pilihannya yang mengenakan masker dan berdiri terpisah sejauh enam kaki.
Badan pemerintah yang ditugaskan untuk memulai proses transisi pemerintahan Amerika Serikat (AS), Administrasi Layanan Umum (GSA), mengatakan pada Senin 23 November bahwa Joe Biden adalah "pemenang nyata" dalam pemilu AS 2020.
GSA mengatakan, tim Joe Biden mendapat dana federal sebesar $ 6,3 juta (Rp 89 miliar) untuk proses transisi, akses ke pengarahan intelijen negara, serta ruang kantor seluas 16.200 meter persegi untuk bekerja.
Dalam 57 hari menuju pelantikan Biden sebagai presiden ke-46 AS, DW merinci langkah-langkah apa saja yang selanjutnya yang akan dilalui Biden.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Masa Transisi Pemerintahan AS
Transisi yang telah mendapatkan izin resmi, menandakan bahwa tim Biden sekarang akan memiliki dana federal dan kantor resmi untuk melakukan transisi kepemimpinannya selama dua bulan ke depan.
Transisi resmi ini juga memungkinkan Biden dan wakilnya Kamala Harris untuk menerima pengarahan keamanan nasional reguler yang juga didapat Trump.
Masa transisi adalah waktu yang penting bagi tim Biden untuk mempercepat dan berkoordinasi dengan agen federal untuk memastikan kelancaran penyerahan kepemimpinan.
Nantinya, Biden secara resmi akan mengumumkan kabinetnya dan harus terus memeriksa nama-nama kandidat untuk mengisi jabatan lainnya. Banyak posisi kunci dalam pemerintahannya, termasuk posisi Menteri Luar Negeri dan Menteri Keuangan, yang akan membutuhkan persetujuan dari Senat.
Advertisement
Reaksi Transisi Pemerintahan Biden
Setelah Biden mendapat izin resmi untuk melanjutkan transisinya, saham dan mata uang digital naik. Bitcoin, kriptokurensi paling populer di dunia, naik 3% dan mencapai $ 19.000 (Rp 269 juta) pada Selasa (24/11), mendekati level tertinggi sepanjang masa.
Indeks STOXX 600 Eropa naik 0,6%. Kontrak berjangka untuk S&P 500 naik 0,8% saat berlangsungnya perdagangan Eropa. Nikkei Jepang juga melonjak 2,5% ke level tertinggi sejak Mei 1991.
Beberapa anggota Partai Republik baru-baru ini akhirnya menerima kemenangan Biden, termasuk para pembantu senior Trump. Kepala staf Trump Mark Meadows dan penasihat Gedung Putih Pat Cipollone juga telah mendukung dimulainya proses transisi.
Tradisi dalam proses transisi pemerintahan AS menandakan bahwa Trump dan ibu negara harus menerima Biden dan istrinya di Gedung Putih, sebelum Biden mengambil sumpah jabatan. Trump akan menjadi warga negara biasa segera setelah Biden dilantik.
Trump belum secara resmi mengakui kemenangan Biden. Trump masih menggugat hukum negara-negara bagian yang hasil perolehan suaranya kalah dari Biden, termasuk Michigan dan Pennsylvania. Meski begitu, Trump memberi lampu hijau pada transisi Biden, dengan mencuit bahwa dia mendukung "protokol awal" untuk memulai transisi, tetapi menambahkan: "gugatan hukum kami masih SANGAT berlanjut, kami akan terus berjuang dengan baik, dan saya yakin kami akan menang!"