Menaker: 2,1 Juta Korban PHK Harusnya Dapat Karpet Merah Kartu Prakerja, Tapi Ternyata Tidak

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyayangkan sikap Manajamen Kartu Prakerja yang melakukan seleksi peserta program Kartu Prakerja.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Nov 2020, 16:50 WIB
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/7/2020). Rapat tersebut membahas mengenai perlindungan Pemerintah terhadap ketahanan struktur ketenagakerjaan saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyayangkan sikap Manajamen Kartu Prakerja yang melakukan seleksi peserta program Kartu Prakerja. Alasannya, ada 2,1 juta korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang tidak lolos sebagai peserta program kartu Prakerja.

“Kami sangat sayangkan keputusan PMO. Data pekerja terdampak 2,1 juta orang dan diperintahkan presiden langsung, dapat karpet merah seharusnya, ternyata hanya sebagian kecil yang diterima,” ujar Ida dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI secara virtual, Rabu (25/11/2020).

Dia mengatakan, dari 2,1 juta orang yang diprioritaskan itu disisir kembali hingga mendapat 555.540 orang yang masuk daftar whitelist. Sebanyak 25 ribu orang merupakan data usulan dari DPR RI, 20.700 usulan NU, 9.000 usulan Muhamadiyah, dan 500 ribu usulan Disnaker.

Data tersebut selanjutnya dikirimkan ke PMO Kartu Prakerja pada 1 Oktober 2020. Namun setelah dianalisa pihak Manajemen Kartu Prakerja, hanya 270 ribu orang yang disetujui.

Selanjutnya, pada 3 November 2020, PMO Kartu Prakerja hanya menerima 95.559 orang dari data yang diusulkan untuk lolos di gelombang 11. Jumlah itu hanya sekitar 4,5 persen dari usulan sebanyak 2,1 juta tersebut.

“Di 3 November PMO kirim data batch 11, ternyata hanya 95.559 data. Dari usulan DPR, NU, Muhammadiyah, dan dinas-dinas tidak ada yang masuk sama sekali,” tegasnya.

Atas kejadian tersebut, Menaker Ida pun mengaku tidak enak hati dengan NU dan Muhammadiyah. Lantaran jumlah usulan yang diberikan kedua organisasi agama itu hanya sebagian kecil yang lolos masuk sebagai penerima Kartu Prakerja.

“Kami pertanggungjawabkan ke Muhammadiyah, NU, dinas-dinas yang ada di seluruhnya, semua data, kami dapat data dari PMO, mereka sudah terima program lain, ada datanya, kalau dibutuhkan kirim ke Komisi IX,” jelasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan video pilihan berikut ini:


Ini Dia Manfaat Kartu Prakerja yang Wajib Diketahui

Kartu Prakerja

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sejumlah alasan mengapa program kartu prakerja diminati oleh masyarakat. Pasalnya, sampai dengan gelombang 11 katu prakerja yang dibuka pada tahun ini, tercatat ada 43 juta pendaftar dari seluruh Indonesia,

Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto menjabarkan, alasan paling banyak yang melatarbelakangi ketertarikan pendaftar kartu prakerja adalah untuk meningkatkan keterampilan kerja (Skill) yakni 48 persen. sisanya, 28 persen mangaku mengikuti program ini karena tergiur insentifnya.

“Di tengah pandemi, hampir semua masyarakat mengalami pengurangan income. Alasan (kedua) ini sah-sah aja,” ujar dia seperti dikutip, Selasa (24/11/2020).

Selain itu, melalui Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) bulan Agustus 2020 ini, BPS mencatat 88,9 persen penerima Kartu Prakerja yang menyelesaikan pelatihan mengatakan program ini meningkatkan keterampilan kerja mereka.

Menanggapi itu, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni P. Purbasari menegaskan komitmennya untuk menjaga kualitas pelatihan dalam ekosistem Kartu Prakerja. Serta memastikan penerima kartu prakerja dapat memperoleh manfaat semaksimal mungkin dari program ini.

Seperti diketahui, PMO Kartu Prakerja telah melakukan 3 survei evaluasi. Survei evaluasi pertama diikuti oleh 2,4 juta peserta dan survei kedua dengan 293 ribu peserta. Sementara, survei ketiga masih berlangsung saat ini.

Hasil survei mencatat bahwa 81 persen Peserta belum pernah mendapatkan pelatihan atau kursus sebelumnya. Lebih dari 84 persen menyatakan bahwa pelatihan Prakerja meningkatkan kompetensi, baik skilling, reskilling maupun upskilling. Selain itu, 92 persen menyatakan akan melampirkan Sertifikat Pelatihan Prakerja pada saat melamar pekerjaan.

“Jadi hasil survey ini sejalan dengan temuan BPS bahwa pelatihan Prakerja meningkatkan keterampilan kerja Peserta,” pungkas Denni. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya