Uni Eropa Capai Kesepakatan Vaksin Corona COVID-19 dengan Moderna

Uni Eropa telah mencapai kesepakatan vaksin COVID-19 dengan perusahaan bioteknologi AS, Moderna.

oleh Natasha Khairunisa AmaniLiputan6.com diperbarui 26 Nov 2020, 07:37 WIB
Ursula von der Leyen, wanita pertama yang terpilih sebagai presiden Komisi Eropa (AFP/Frederick Florin)

Liputan6.com, Jakarta- Presiden Komisi Eropa Ursula Von der Leyen mengumumkan pada 24 November, bahwa Uni Eropa telah mencapai kesepakatan untuk 160 juta dosis kandidat vaksin COVID-19 dengan perusahaan bioteknologi AS, Moderna. 

Dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (25/11/2020) pada pekan lalu Moderna mengungkap bahwa data sementara uji klinis tahap akhir vaksin percobaannya menunjukkan 94,5 persen efektif (yang juga dapat disebut sebagai ampuh-KA) dalam mencegah COVID-19

Von der Leyen, saat berbicara kepada wartawan di Brussel, mengatakan bahwa kesepakatan itu diharapkan ditandatangani pada Rabu (25/11).

Kesepakatan vaksin itu menandai perjanjian ke-enam yang telah dicapai komisi eksekutif Uni Eropa dengan pembuat vaksin potensial, yang membuat  Uni Eropa kemungkinan mempunyai stok hampir 2 miliar vaksin COVID-19.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Berikut Ini:


Kesepakatan Vaksin dengan AstraZeneca Hingga CureVac

Banner Infografis 180 Juta Warga Indonesia Target Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Sebelumnya, kesepakatan terkait vaksin potensial lain yang sedah dikembangkan, telah dibuat oleh Uni Eropa yakni dengan AstraZeneca, Pfizer-BioNTech, Sanofi-GSK, Johnson & Johnson dan CureVac.

Selain itu, Uni Eropa melaporkan bahwa pihaknya juga sedang dalam pembicaraan untuk kemungkinan kesepakatan tambahan dengan perusahaan AS Novavax. 

Von der Leyen mengungkap, badan pengatur medis di kawasan itu, European Medicines Agency (EMA) kemungkinan akan menyetujui vaksin-vaksin yang paling menjanjikan dari perusahaan-perusahaan yang telah mengirimkan data dari uji klinis pada Desember 2020. 

Sementara itu, kerja sama lainnya juga telah dilakukan antara perusahaan farmasi AS Pfizer dan perusahaan Jerman BioNTech dengan EMA, terkait kandidat vaksin mereka.

Beberapa hari lalu, Pfizer dan BioNtech pun mengajukan izin darurat kepada Badan Pengawas Pangan dan Obat AS (FDA).

Kedua perusahaan tersebut bahkan mengatakan pihaknya bisa mulai mendistribusikan vaksin mereka "dalam waktu beberapa jam" setelah mendapat persetujuan.


Infografis Yuk Kenali Perbedaan Vaksin, Vaksinasi dan Imunisasi Cegah COVID-19

Infografis Yuk Kenali Perbedaan Vaksin, Vaksinasi dan Imunisasi Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya