Mandiri Manajemen Investasi Proyeksikan IHSG berada di Level 6.300 pada 2021

IHSG akan berada di level 6.200-6.300 pada 2021 sehingga potensi reksa dana saham tahun depan dinilai tumbuh lebih baik.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Nov 2020, 19:30 WIB
Suasana pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Mandiri Manajemen Investasi beberapa kali mengubah proyeksi atau outlook bursa saham atau indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk tahun 2020. Hal ini karena adanya pandemi Corona Covid-19 yang sampai saat ini belum berakhir. 

Direktur Sales dan Produk PT Mandiri Manajemen Investasi Endang Astharanti mengatakan, pada pertengahan 2020, Mandiri Manajemen Investasi memproyeksikan IHSG akan berada di kisaran 5.300-5.400.

"Pertengahan tahun itu kita punya IHSG di level 5.300-5.400. jadi level saat ini beyond our ekspetasion sebenarnya," kata Asti sapaannya dalam diskusi Woman Virtual Live Event bertajuk: Save, Spend or Invest?, di Jakarta, Rabu (25/11/2020).

Saat ini proyeksi tersebut pun telah tercapai. Namun kata Asti mengingat sudah mendekati tutup tahun, sehingga yang terpenting saat ini untuk reksa dana harus melihat jangka panjang.

"Kalau bicara reksa dana saham ini harus lebih panjang lagi daripada hanya periode 1 atau 2 bulan," kata dia.

Maka, pihaknya berekspektasi di 2021 mendatang IHSG akan berada di level 6.200-6.300. Sehingga potensi reksa dana saham tahun depan dinilai tumbuh lebih baik.

"Jadi di 2021 kita ekpetasi IHSG di level 6.200 atau 6.300. Kalau kita lihat potensi reksa dana saham itu masih lebih baik," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


IHSG Ditutup Tergelincir ke Zona Merah

Pekerja beraktivitas di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Setelah dibuka di zona hijau, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya ditutup di zona merah pada perdagangan Rabu pekan ini.

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (25/11/2020), IHSG ditutup amblas 21,7 poin atau 0,38 persen ke posisi 5.679,65. Sementara, indeks saham LQ45 juga turun 0,49 persen ke posisi 903,46.

Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.770,66 dan terendah 5.666,76.

Pada sesi penutupan pedagangan, 184 saham perkasa namun tak mampu mempertahankan IHSG di zona hijau. Sementara itu, sebanyak 271 saham melemah dan 168 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham sangat ramai. Total frekuensi perdagangan saham 1.417.552 kali dengan volume perdagangan 35,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 18,2 triliun.

Investor asing beli saham Rp 283,18 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.199.

Dari 10 sektor saham pembentuk IHSG, hanya tiga sektor yang berada di zona hijau yaitu sektor perdagangan yang naik 1,16 persen, sektor pertambangan yang naik 0,25 persen dan keuangan naik 0,18 persen.

Sementara sektor yang melemah dipimpin oleh sektor aneka industri yang anjlok 2,83 persen. Kemudian disusul sektor infrastruktur turun 1,56 persen dan sektor barang konsumsi turun 1,14 persen.

Saham yang menguat antara lain BUMI yang naik 26,32 persen ke Rp 72 per lembar saham. Kemudian IMAS yang naik 25 persen ke Rp 1.175 per lembar saham dan BKSL yang naik 20 persen ke Rp 60 per lembar saham.

Saham yang melemah antara lain PPGL yang melemah 7 persen ke Rp 186 per lembar saham. Kemudian YPAS turun 6,81 persen ke Rp 356 per lembar saham dan INCF turun 6,76 persen ke Rp 69 per lembar saham.

Gerak IHSG saat terjadi Bom Thamrin dan Surabaya (Tim infografis Liputan6.com)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya