Transformasi Digital Ciptakan Peluang Baru di Asia Tenggara Selama Pandemi Covid-19

Cisco bersama Jungle Venture baru saja merilis laporan baru yang menyoroti transformasi pelayanan vital di Asia Tenggara.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 26 Nov 2020, 14:30 WIB
Ilustrasi transformasi digital. Dok: mojix.com

Liputan6.com, Jakarta - Cisco bersama Jungle Venture baru saja merilis laporan terbaru yang berjudul Emerging Disruptors from the Global Pandemic. Penelitian ini menyoroti transformasi sektor pelayanan vital di masa pandemi Covid-19 di Asia Tenggara termasuk contoh disrupsi yang sudah dilakukan.

Hasilnya, Asia Tenggara ternyata menjadi salah satu wilayah dengan perkembangan ekonomi digital paling cepat di seluruh dunia. Hal itu dapat terjadi dengan pengembangan berbagai platform berbasis digital di sektor vital.

"Beberapa sektor yang tedampak paling besar oleh pandemi seperti pendidikan, kesehatan, dan rantai pasok dan logistik telah berhasil beradaptasi dan membayangkan kembali masa depannya," tutur Presiden Cisco untuk ASEAN, Naveen Menon dalam keterangan resmi, Kamis (26/11/2020).

Laporan ini sekaligus menunjukkan perubahan ekonomi global turut berkontribusi pada munculnya startup yang mengubah industri serta mendisrupsi organisasi. Terlebih, mayoritas roda perekonomian Asia Tenggara digerakkan secara offline, sehingga menciptakan peluang bagi startup.

"Disrupsi bisnis dapat menjadi pemicu inovasi dan banyak startup di ASEAN telah menjadi yang terdepan dalam pergeseran digitalisasi ini, untuk mengisi celah dan menangkap peluang baru yang muncul," tutur Founding Partner Jungle Ventures, Amit Anand.

Laporan ini juga memberikan analisis mendalam cara bisnis di tiga sektor utama, yakni pendidikan, perawatan kesehatan, maupun rantai pasok dan logistik dalam menanggapi krisis selama pandemi. Termasuk, cara mereka mengadopsi teknologi dengan cepat dan inovatif.


Dampak Disrupsi Digital di Bidang Pendidikan dan Perawatan Kesehatan

ilustrasi/copyright pixabay.com/StockSnap

Salah satu pembahasan dalam penelitian ini adalah adopsi platform online besar-besaran di dunia pendidikan. Hal ini jelas menjadi tantangan tersendiri bagi guru.

Meski pengguna internet di wilayah Asia Tenggara mencapai 350 juta, ketersediaan infrastruktur teknologi dan konektivitas internet belum menjangkau seluruh wilyah dan dapat memenuhi standar pengadaan pembelajaran jarak jauh.

Oleh sebab itu, laporan ini menunjukkan banyak perusahaan yang belum sepenuhnya bisa memadukan pembelajaran virtual dan pembelajaran tatap muka. Namun ada beberapa perusahaan yang berhasil melakukannya dan diperkirakan akan semakin mendominasi.

Sementara untuk layanan kesehatan tidak berbeda jauh. Kelincahan dan inovasi adalah dua kekuatan penting bagi perusahaan memasuki pasar di bidang kesehatan, terutama di masa pandemi ini.

Untuk itu, data menunjukkan penyedia layanan kesehatan dan pelaku industri kesehatan harus terus mengadopsi termasuk memanfaatkan teknologi, meski pandemi Covid-19 telah berlalu.

Sebagai pendukung, fasilitas kesehatan umum dan swasta juga terus beradaptasi. Sementara di sisi lain, pemerintah membuat peraturan yang mendukung perubahan ini, sehingga layanan primer kesehatan berbasis teknologi akan mengubah cara kerja industri di masa depan.


Transformasi di Manajemen Rantai Suplai dan Logistik

Kondisi pandemi ini juga membuat seluruh dunia kesulitan mengatasi ketergantungan mereka pada rantai pasokan. Karenanya, pandemi Covid-19 menciptakan ripple effect pada perekonomian global yang membuat visibilitas rantai pasokan dan pemetaan jaringan sangat penting.

Untuk itu, penelitian ini menyimpulkan membangun bisnis yang tepat dan alur kerja strategis dapat membantu menyelesaikan masalah di bidang ini. Beberapa pemain teknologi utama yang mengubah pasar logistik adalah mereka yang menawarkan solusi pengadaan digital lewat kombinasi software dan layanan.

Terlebih, mengingat kontrol krisis tidak bisa terotomatisasi sepenuhnya, rantai suplai yang komprehensif dengan data real-time dapat menjadi faktor penentu kesuksesan di masa depan.

Sebagai tambahan, laporan ini sekaligus merekomendasikan pemerintah dan pembuat kebijakan di Asia Tenggara untuk bisa menentukan cara negara mereka memanfaatkan peluang melakukan modernisasi industri vital.

(Dam/Ysl)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya