Riwayat Kesehatan Diego Maradona Sebelum Meninggal karena Henti Jantung: Adiksi hingga Operasi

Semasa hidupnya, Diego Maradona dikenal telah berjuang melewati masalah kesehatan seperti adiksi narkoba, hingga yang terbaru melewati operasi otak

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 26 Nov 2020, 10:58 WIB
Pemain sepak bola Argentina Diego Maradona tiba dari Barcelona sebelum dipindahkan ke Napoli di Roma, Italia, 4 Juli 1984. Maradona telah dirawat di rumah sakit sejak awal November, beberapa hari setelah merayakan ulang tahunnya. (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan pesepakbola Argentina Diego Maradona meninggal dunia pada Rabu, 25 November 2020 waktu setempat. Ia dikabarkan wafat karena henti jantung.

"Asosiasi Sepak Bola Argentina, melalui Presiden Claudio Tapia, mengungkapkan kesedihannya yang terdalam atas meninggalnya legenda kita, Diego Armando Maradona," tulis Argentine Football Association (AFA) seperti dikutip dari Insider pada Kamis (26/11/2020).

Semasa hidupnya, Diego Maradona memang dikenal telah berjuang melawan berbagai masalah kesehatan. Dua pekan yang lalu, pria yang meninggal di usia 60 tahun itu bahkan baru saja melewati operasi otak.

Mengutip AP News, di tahun 1991, Maradona terjerat skandal doping pertamanya ketika ia mengakui bahwa dirinya mengalami adiksi atau kecanduan kokain yang menghantuinya sampai ia pensiun pada 1997, di usianya yang ke 37.

Dikutip dari Al Jazeera, tahun 1994, ia gagal dalam tes doping untuk stimulan lainnya dan tak bisa ikut Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat.

 

 

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Berjuang Lawan Kecanduan

1. Diego Maradona (Striker) – Legenda Argentina ini dinyatakan positif menggunakan kokain pada tahun 1991. Akibat ulahnya, si pemilik gol tangan Tuhan itu dijatuhi hukuman larangan aktif di dunia sepak bola selama 15 bulan. (AFP/Sven Nackstrand)

Maradona sempat diopname di rumah sakit pada tahun 2000 dan 2004, karena masalah jantung yang terkait penggunaan kokain. Menurut pemain yang terkenal dengan gol "Tangan Tuhan" itu, kokain adalah "saingan terberatnya."

Untuk mengatasi masalah kecanduan dan penyalagunaan obatnya di 2004, Maradona melakukan perjalanan ke Kuba pada September tahun itu. Di sana, ia dirawat di Havana's Center for Mental Health.

Usai perawatan, Maradona mengatakan bahwa dia bersih dari narkoba dan memulai lembaran baru.


Menjalani Operasi

Gaya legenda Argentina, Diego Maradona saat menonton La Albiceleste melawan Islandia pada grup D Piala Dunia 2018 di Spartak Stadium, Moskow (16/6/2018). Argentina hanya bermain imbang 1-1. (AFP/Juan Mabromata)

Perjalanan Maradona dalam melewati berbagai masalah kesehatan belum usai. Tahun 2005, dia melakukan operasi bypass lambung untuk mengurangi berat badannya. Saat itu, ia memangkas lebih dari 50 kilogram berat badannya.

Di awal 2007, mantan kapten timnas Argentina itu dirawat di rumah sakit karena hepatitis akut yang menurut dokternya, disebabkan oleh kebiasaan makan dan minum berlebihan.

Dilaporkan ESPN, pada Januari 2019, Maradona juga sempat dirawat di rumah sakit karena pendarahan internal di perut. Selain itu tahun 2018, ia pingsan ketika tengah menonton pertandingan antara Argentina dan Nigeria di Piala Dunia 2018.

Awal November lalu, Maradona menjalani operasi setelah ditemukannya gumpalan darah di otaknya. Sebelum itu, ia sempat dilarikan ke rumah sakit dengan gejala anemia dan dehidrasi.

Dokter menemukan subdural hematoma. Dokter Leopoldo Luque mengatakan bahwa operasi yang dijalani Maradona saat itu sukses. Kala itu, para penggemarnya berkumpul di depan rumah sakit tempat Maradona dirawat.


Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya