Liputan6.com, Washington D.C - Warga Amerika Serikat mengabaikan permohonan dari pejabat negara bagian dan lokal untuk tinggal di rumah selama liburan Thanksgiving dalam menghadapi pandemi Virus Corona COVID-19 yang melonjak, memicu peringatan baru dari pejabat kesehatan dengan rilis vaksin yang masih beberapa minggu lagi.
Melansir Channel News Asia, Kamis (26/11/2020), presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden juga bergabung untuk menyerukan pedoman keselamatan, mendesak orang-orang untuk melupakan pertemuan keluarga besar, memakai masker pelindung dan menjaga jarak sosial.
Advertisement
"Saya tahu kami bisa dan kami akan mengalahkan virus ini," kata Biden dalam pidato yang disampaikan di teater yang hampir kosong di Wilmington, Delaware, kepada segelintir staf dan wartawan yang mengenakan masker, yang duduk di dalam lingkaran jarak sosial di lantai.
"Hidup akan kembali normal. Saya berjanji. Ini akan terjadi. Ini tidak akan bertahan selamanya," kata Joe Biden yang kini berusia 78 tahun.
Kematian akibat COVID-19 di AS tercatat melampaui 2.000 kasus dalam satu hari untuk pertama kalinya sejak Mei pada Selasa 24 November, dan rawat inap mencapai rekor 88.000 pada Rabu 25 November karena negara itu mencatat 2,3 juta infeksi baru dalam dua minggu terakhir.
Infeksi spiral biasanya mengakibatkan peningkatan jumlah kematian beberapa minggu kemudian.
Kematian akibat virus corona jenis baru itu mencapai 2.157 pada hari Selasa - satu orang setiap 40 detik - dengan 170.000 orang lainnya terinfeksi, karena jutaan orang Amerika mengabaikan peringatan resmi dan melakukan perjalanan untuk libur Thanksgiving.
Hampir 1 juta penumpang per hari telah diperiksa di pos pemeriksaan keamanan bandara selama seminggu terakhir, dengan total 1.047 juta pada hari Minggu dan menjadi jumlah tertinggi sejak hari-hari awal pandemi pada pertengahan Maret.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Keluarga Jadi Alasan
Daliza Rodriguez, seorang pendidik anak berusia 33 tahun, melakukan perjalanan ke Texas dari Bandara LaGuardia New York pada hari Rabu.
"Kami tahu kami mengambil risiko tapi kami ingin melihat keluarga, dan itu sudah lama sekali," katanya.
Dr Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, mendesak orang-orang untuk menjaga pertemuan Thanksgiving sekecil mungkin dan menekankan perlunya "bertahan sedikit lebih lama."
"Jika kita melakukan hal-hal itu, kita akan melewatinya. Jadi itu permohonan terakhir saya sebelum liburan," kata Fauci kepada program ABC News "Good Morning America" pada hari Rabu.
Para mahasiswa juga telah dipaksa untuk mengevaluasi risiko berkumpul kembali untuk Thanksgiving.
Francesca Wimer, seorang mahasiswa di Northwestern University di Illinois, terbang pulang ke Washington dengan mengenakan masker N95 dan pelindung wajah dan check in di hotel selama 14 hari, dikarantina untuk melindungi orang tua dan kakek neneknya.
"Dia kembali ke sekelompok orang yang rentan. Kami tidak percaya bahwa tes sudah cukup," kata ibunya, Cynthia Wimer.
Luke Burke, yang belajar di Syracuse University di bagian utara New York, berencana menghabiskan Thanksgiving bersama keluarganya di New Jersey sampai teman sekamarnya dinyatakan positif minggu lalu.
"Maaf aku tidak bisa berada di sana bersama orangtuaku, tapi itu hal yang benar untuk dilakukan," kata Burke.
Baca Juga
Advertisement