Selain Ramah Lingkungan, Ini Deretan Keunggulan Pembangunan PLTS Terapung

Saat ini, Indonesia tengah membangun PLTS Terapung di Waduk Cirata, Purwakarta.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 26 Nov 2020, 17:45 WIB
PLTS Komunal milik BUMDes Desa Muara Enggelam, Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kartanegara menjadi solusi kelistrikan bagi masyarakat di kawasan terpencil dan terisolir.

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini, Indonesia tengah membangun PLTS Terapung di Waduk Cirata, Purwakarta. PLTS yang akan mulai dibangun pada awal 2021 ini digadang sebagai PLTS Terapung pertama di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara.

PLTS Terapung Cirata dibangun oleh cucu usaha PT PLN, PT Pembangkit Jawa Bali Investasi (PJBi) bermitra dengan Masdar, perusahaan yang berbasis di Uni Emirat Arab. Direktur Operasi PT PJB Masdar Solar Energy, Dimas Kaharudin menjelaskan keunggulan pembangunan PLTS terapung di Indonesia.

"Kelebihannya banyak, yang pertama kami tidak perlu akuisisi lahan karena sudah ada (lahan) yang ada airnya, yang selama ini belum terutilisasi jadi bisa dimanfaatkan," ujar Dimas dalam webinar, Kamis (26/11/2020).

Keunggulan lainnya ialah energi listrik yang dihasilkan lebih besar daripada PLTS di darat. Selain itu, pembangunan PLTS terapung akan mengurangi evaporasi dan berdampak positif ke PLTA.

"Jadi energinya bisa digunakan untuk membangkitkan listrik," tuturnya.

Menurut Dimas, Indonesia memiliki potensi pembangunan PLTS terapung yang cukup banyak karena Indonesia memiliki banyak waduk. Jika 5 persen dari total keseluruhan waduk bisa dimanfaatkan, maka terdapat potensi energi yang dihasilkan sebanyak 4.300 MWP atau 4,3 Giga Watt (GW).

"Salah satunya PLTS terapung yang potensial ialah PLTS Terapung Cirata dengan kapasitas 145 MWac atau 175 MWdc," ujar Dimas.

PLTS Terapung Cirata diperkirakan dapat menghasilkan energi sebesar 250 GWH per tahun. PLTS ini juga akan terhubung dengan jaringan Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 150 KV di sekitar waduk.

PLTS ini didukung oleh PLTA Cirata yang memiliki kapasitas terbesar di Indonesia, sekitar 1.008 MW.

"Dengan potensi ini, energi yang dihasilkan bisa mencapai 1,428 GWH per tahun," katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


PLTS Hybrid 400 kWp Pulau Sebira Resmi Beroperasi

Pulau Sebira (Liputan6.com/Moch Harunsyah)

PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Jaya) dan Pemprov DKI Jakarta meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Pulau Sebira, Kepulauan Seribu.

General Manager PLN UID Jaya Doddy B. Pangaribuan mengatakan, adanya PLTS Sebira ini dapat meningkatkan pemanfaatan Green Energy dari Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk kelistrikan di Indonesia.

“Ini merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya terbesar hybrid di Provinsi DKI Jakarta, juga bisa digunakan untuk membackup PLTD. Sehingga ini akan menurunkan biaya operasi, karena bahan bakar saja bisa sampai Rp 3 Miliar dan dengan PLTS ini mungkin hanya akan menghabiskan Rp 1 Miliar saja,” ungkap Doddy dalam keterangan resmi, Rabu (25/11/2020).

Selain membangun PLTS di Pulau Sebira, PLN UID Jakarta Raya juga telah memberikan bantuan CSR berupa elektrifikasi yang ditandai dengan pemasangan kWh meter baru. Sehingga warga Pulau Sebira menjadi pelanggan PLN dan bantuan berupa rumpon, yaitu salah satu jenis alat bantu penangkapan ikan yang dipasang di laut.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan menyebutkan PLTS ini sebagai kado untuk Kepulauan Seribu yang baru saja berulang tahun ke-19.

Anies juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kerjasama serta konsistensi antara Pemprov DKI Jakarta dengan PLN untuk mengerjakan PLTS Pulau Sebira ini.

“Alhamdulillah ini merupakan hari yang membahagiakan, pulau (Sebira) dengan 600 keluarga ini akan memiliki listrik bukan hanya aman, tetapi juga ramah lingkungan. Ini (PLTS) kado ulang tahun Kepulauan Seribu yang dirayakan dengan peresmian PLTS,” ucap Anies.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya