Prancis Dakwa 4 Siswa Terkait Kasus Pemenggalan Guru Samuel Paty

Empat siswa remaja didakwa di Prancis atas kasus pemenggalan terhadap seorang guru, Samuel Paty.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 27 Nov 2020, 10:33 WIB
Orang-orang berkumpul di alun-alun Republique, satu dengan poter bertuliskan "Saya Samuel" untuk demonstrasi di Paris (18/10/2020). Samuel Paty dipenggal pada hari Jumat di Conflans-Sainte-Honorine oleh seorang pengungsi Chechnya. (AP Photo/Michel Euler)

Liputan6.com, Paris- Empat siswa remaja didakwa di Prancis atas kasus pemenggalan terhadap seorang guru, yakni Samuel Paty, yang membahas kartun Nabi Muhammad di kelasnya.

Dikutip dari Channel News Asia, Jumat (27/11/2020), tiga siswa di antaranya didakwa karena diduga menunjukkan Paty kepada pembunuhnya, menurut sumber dari pengadilan pada 26 November 2020.

Tiga siswa lainnya dituduh terlibat pada awal November 2020, atas pemenggalan terhadap Paty pada 16 Oktober, yang telah menunjukkan kepada siswanya kartun Nabi Muhammad kepada muridnys sebagai bagian dari sesi belajar mengajar tentang kebebasan berbicara.

Tiga dari empat siswa yang didakwa pada 26 November diduga mengidentifikasi Paty dengan pembunuhnya, Abdullakh Anzorov yang berusia 18 tahun. 

Anzorov, diketahui melacak dan memenggal Paty di jalan dekat sekolahnya.

Ketiga siswa tersebut, yang berusia antara 13 dan 14 tahun, dituduh "terlibat dalam pembunuhan teroris", kata sumber itu.

Saksikan Video Berikut Ini:


Kasus Pembunuhan yang Picu Amarah Warga Prancis

Polisi menyisir area lapangan Esplanade du Trocadero dekat Menara Eiffel saat lockdown di Paris, Prancis, Rabu (18/3/2020). Sampai Selasa (17/3/2020), Prancis memiliki 6.633 kasus virus corona COVID-19 dengan 148 kematian. (Ludovic MARIN/AFP)

Yang keempat adalah putri dari Brahim Chnina, yang diketahui meluncurkan kampanye online yang ganas untuk melawan Paty. 

Chnina mengecam penggunaan kartun oleh guru yang diterbitkan oleh mingguan satir Charlie Hebdo.

Dia telah didakwa dengan "pengaduan fitnah" dari Paty setelah menceritakan versinya kejadian di kelas, meskipun dia sebenarnya tidak menghadiri kelas  kewarganegaraan.

Diketahui bahwa kasus pembunuhan terhadap Paty memicu amarah warga yang mendorong Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk menindak ekstremisme dan kekerasan di negara tersebut.

Prancis kerap menghadapi sejumlah serangan ekstremis sejak tahun 2015 yang telah menewaskan lebih dari 250 orang.


Infografis 6 Cara Aman Buang Masker Sekali Pakai

Infografis 6 Cara Aman Buang Masker Sekali Pakai. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya