Pemerintah Bantah Disebut Lebih Fokus Pulihkan Ekonomi Ketimbang Memerangi Virus Covid-19

Pemerintah menilai perlu di tengah upaya masif untuk memerangi virus mematikan asal China itu tetap juga mementingkan kebijakan ekonomi.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Nov 2020, 10:57 WIB
Ambulans terparkir usai mengantarkan pasien positif Covid-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Senin (23/11/2020). Total kasus konfirmasi COVID-19 di Indonesia hari ini mencapai angka 502.110 usai penambahan harian sebanyak 4.442. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah membantah jika saat ini lebih berfokus terhadap kebijakan pemulihan ekonomi nasional dibandingkan upaya memerangi pandemi Covid-19 secara serius.

Bantahan ini disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir.

Dia mengatakan, hal ini tercermin dari terus meningkatnya persentase kesembuhan pasien Covid-19 di Indonesia hingga mencapai 84,02 persen. Sedangkan kesembuhan di dunia hanya berkisar di level 69,56 persen.

Dipastikan, pemerintah terus berupaya menyelesaikan masalah (Covid-19) dipecahkan.  "Apa yang bisa ambil kesimpulan itu?. Salah satunya kakin lama tingkat recovery rate kita terus makin meningkat mencapai 84,02 persen. Jauh di atas kesembuhan global yang masih 69 persen. Artinya ada solusi," paparnya dalama webinar Serap Aspirasi Undang-Undang Cipta Kerja di Bali, Jumat (27/11/2020).

Kendati demikian, menurut Iskandar, upaya mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional juga menjadi tak kalah penting untuk digencarkan pemerintah.

Cara ini dimaksudkan untuk mengurangi tekanan hebat dari pandemi Covid-19, sehingga aktivitas ekonomi tetap berjalan di masa kedaruratan kesehatan ini.

"Kita tahu Covid-19 sudah merambah ke seluruh dunia dna terus meningkat ekslasinya. Maka kondisi ini tentunya kalau kita hanya berfokus pada sisi aspek kesehatan saja, maka ekonomi bisa macet," tambahnya.

Oleh karena itu, pemerintah menilai perlu di tengah upaya masif untuk memerangi virus mematikan asal China itu tetap juga mementingkan kebijakan ekonomi. Sehingga diharapkan roda ekonomi tetap bergerak untuk mempercepat proses proses pemulihan ekonomi nasional.

"Dengan tetap menggerakkan ekonomi. Itu tujuan kita ingin juga menyejahterakan rakyat," tegas dia mengakhiri.

 

Saksikan Video Ini


Jangan Jemawa

Suasana pemukiman dan gedung pencakar langit diambil dari kawasan Grogol, Jakarta, Rabu (11/11/2020). Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengaku optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan akan lebih baik pasca pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Ekonom Senior Institute for Development of Economics (Indef), Faisal Basri meminta Pemerintah Indonesia untuk tidak jemawa dalam upaya penanganan pandemi Covid-19.

Sebab, jika tak berhati-hati Indonesia dinilai bisa bernasib sama dengan Iran yang masih dihadapkan pada persoalan penyebaran virus mematikan asal China.

"Kita kelihatannya mirip dengan Iran. Kita berharap tidak seperti Iran yang telah mengalami tiga gelombang sekarang, karena abai dia terlalu pede dalam menangani Covid-19," paparnya dalam webinar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2021, Kamis (26/11).

Untuk itu, dia meminta pemerintah lebih mengedepankan kebijakan memerangi pandemi Covid-19 ketimbang ekonomi. pemerintah untuk fokus pada penganan pandemi ketimbang ekonomi. Menyusul kasus harian positif Covid-19 kian meningkat selama beberapa waktu terakhir.

"Pertambahan kasus aktif di Indonesia sudah semakin tinggi angkanya. Saat ini 98,2 persen kabupaten/kota juga sudah terjangkit dan tinggal 9 persen saja yang belum. Kuncinya adalah di Covid-19 tidak diragukan lagi," tandasnya.

Reporter:Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya