Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Budi Setiyadi, menilai bahwa kehadiran Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat akan memberikan sentimen positif bagi perekonomian Indonesia, khususnya pada kinerja logistik nasional.
Menurut dia, ada 6 penggerak utama sistem logistik nasional yang harus diperbaiki. 6 Penggerak tersebut adalah faktor komoditas utama, infrastruktur logistik, pelaku, penyedia jasa, sumber daya manusia (SDM), dan harmonisasi regulasi.
Advertisement
"Nantinya dengan akan diresmikannya Pelabuhan Patimban, tentunya akan ada perbaikan dari intervensi pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur logistik," kata Budi saat berdiskusi dalam webinar bersama Liputan6.com, Jumat (27/11/2020).
Budi mengatakan, hal tersebut nantinya juga akan memberikan kontribusi terhadap perbaikan, sistem logistik nasional di Tanah Air, yang efeknya adalah Indonesia akan mempunyai daya saing yang cukup baik di tingkat nasional maupun internasional.
"Dan tentunya yang akan kita dapatkan berikutnya adalah kesejahteraan masyarakat akan semakin meningkat," sambungnya.
Berdasarkan sudut pandangnya, sistem jaringan logistik nasional itu harus terintegrasi, baik dengan pelabuhan hub internasional di beberapa benua dan negara yang lain, juga terintegrasi dengan beberapa pelabuhan yang ada di pulau-pulau Indonesia.
"Tentunya nantinya dengan adanya pelabuhan internasional Indonesia yang ada di Patimban, sebagai opsi lain dari pelabuhan yang ada di Tanjung Priok, ini akan memberikan kontribusi yang lebih terhadap kinerja infrastruktur," ujar Budi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Alasan Pemerintah Bangun Pelabuhan Patimban di Subang
Pemerintah Indonesia menargetkan industri otomotif nasional bisa menjadi pemain internasional lewat ekspornya, salah satunya melalui Pelabuhan Patimban. Ditargetkan tahun 2025 mendatang, Indonesia bisa memproduksi kendaraan listrik sebesar 20 persen dari kapasitas produksi nasional.
Sekretaris Jenderal, Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan rencana capaian ini sebagai realisasi pemerintah untuk menurunkan target penurunan emisi sebesar 29 persen pada 2030.
"Target tersebut akan dapat mendukung target pemerintah dalam menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada 2030," kata Sigit dalam Dialog Publik Online Kementerian Perhubungan bertajuk Pelabuhan Patimban dan Geliat Ekonomi Nasional, Jakarta, Jumat (20/11/2020).
Sigit melanjutkan Indonesia akan menarik investasi industri komponen utama. Sebab valuasi ekonomi produk dari komponen ini sangat tinggi dan mendorong hilirisasi bahan baku batre di Indonesia.
Untuk mewujudkan capaian tersebut, saat ini pemerintah sudah membangun Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat. Pada tahap pertama, pelabuhan ini akan dipergunakan untuk kegiatan ekspor produk otomotif Indonesia.
Menurut Sigit, pelabuhan memegang peran penting dalam perdagangan internasional. Pelabuhan menjadi gerbang utama dalam setiap proses bongkar muat ekspor dan impor.
Sisi lain, pelabuhan juga memberikan manfaat bagi perekonomian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah lewat peningkatan pajak.
"Melalui peningkatan pajak dan pendapatan negara sebagai dampak meningkatkan konsumsi dan produksi," kata dia.
Advertisement