Liputan6.com, Jakarta - Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko mengatakan pertumbuhan ekonomi nasional menunjukkan perbaikan di kuartal III-2020.
Perbaikan perekonomian ini dipicu beberapa ha, antara lain, peningkatan realisasi stimulus fiskal, pergerakan masyarakat dna permintaan global.
Advertisement
"Sejalan dengan peningkatan realisasi stimulus fiskal dan mobilitas masyarakat, serta permintaan global," kata Onny di Jakarta, Jumat (27/11/2020).
Ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 dinilai lebih baik dibandingkan pada kuartal II-2020. Tercermin pada pertumbuhan sebesar 5,05 persen (qtq) dari kontraksi 4,19 persen (qtq).
"Berkurangnya kontraksi pertumbuhan menjadi 3,49 persen (yoy) dari 5,32 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya," kata dia.
Onny melanjutkan peningkatan realisasi stimulus dan mobilitas menopang perbaikan permintaan domestik secara bertahap. Entah itu dari sisi konsumsi maupun dari sisi investasi.
Sementara itu, kinerja ekspor juga membaik. Hal didorong oleh permintaan global terutama dari Amerika Serikat dan China.
Perbaikan ekonomi domestik yang terus berlanjut tercermin pada perkembangan positif sejumlah indikator pada Oktober 2020. Antara lain mobilitas masyarakat, penjualan eceran non-makanan dan online, PMI Manufaktur, dan pendapatan masyarakat.
Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional akan terus meningkat di tahun 2021. Alasannya, perekonomian global juga telah menunjukkan tren perbaikan.
Akselerasi realisasi anggaran pemerintah juga turun memberikan andil. Termasuk juga progam restrukturisasi kredit, stimulus ekonomi dan makroprudensial Bank Indonesia yang berlanjut.
Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Faisal Basri Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2021 Minus 0,7 Persen
Ekonom Senior Institute for Development of Economics (Indef) Faisal Basri mengatakan, kontraksi ekonomi Indonesia akan berlangsung lebih lama jika dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. Sehingga diprediksi kontraksi ekonomi nasional masih akan berlanjut hingga kuartal I 2021.
"Jika dilihat akibat pandemi ini akan lebih lama dari negara berkembang lainnya. Sehingga, kita baru akan positif sebesar 1,4 persen di kuartal II tahun depan, triwulan I tahun depan masih minus 0,7 persen," paparnya dalam webinar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2021, Kamis (26/11/2020).
Menurut Faisal, setidaknya ada tiga faktor utama yang menyebabkan proses pemulihan ekonomi nasional berjalan secara terhuyung-huyung. Pertama, belum maksimalnya upaya pemerintah untuk memerangi pandemi Covid-19.
Kedua, masih belum pastinya ketersediaan vaksin anti Covid-19 di Indonesia. "Sehingga (situasi) ketidakpastian pada tahun depan masih akan tinggi," imbuh dia.
Terakhir atau faktor ketiga, tahun 2020 dinilai bukan puncak pandemi Covid-19 di Indonesia. Dia memprediksi puncak pandemi ini justru Januari-Februari 2021.
"Jadi kuncinya di kendalikan, kendalikan (Covid-19). Itu akan secara otomatis membantu pertumbuhan ekonomi kembali positif," tutupnya.
Advertisement