Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Jepang menggulirkan gelombang baru tes antibodi Virus Corona COVID-19 pada sekitar 15.000 wargnya. Tes akan rampung pada akhir 2020, saat pemerintah berupaya memahami dengan lebih baik skala penyebaran pandemi COVID-19 di negara tersebut.
Menteri Kesehatan Jepang Norihisa Tamura mengatakan, tes itu akan dilakukan di Tokyo, Osaka, dan tiga prefektur lain, termasuk Miyagi, Aichi, dan Fukuoka.
Advertisement
Baru-baru ini, Jepang mencatatkan rekor jumlah kasus penularan COVID-19, dengan beberapa kota besar, termasuk Tokyo dan Osaka, meminta bisnis hiburan malam mempersingkat jam operasional mereka demi mencegah penyebaran Virus Corona.
Menurut kementerian itu, hasil tes tersebut akan membantu para petugas kesehatan memahami secara lebih akurat tentang sejauh mana pandemi telah menyebar di Jepang. Hal itu dimungkinkan karena antibodi untuk melawan virus corona akan muncul bahkan pada mereka yang tidak memiliki gejala.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Hasil Uji Pertama
Pada Juni, Jepang menguji antibodi Virus Corona pada sekitar 8.000 orang, dengan hasil yang menunjukkan tingkat penularan sebesar 0,10 persen di Tokyo, pusat penyebaran wabah di negara itu. Sementara tingkat penularan di prefektur Osaka dan Miyagi masing-masing tercatat sebesar 0,17 persen dan 0,03 persen, seperti dikutip dari Xinhua, Sabtu (28/11/2020).
Sejumlah pakar kesehatan mengatakan hasil tersebut menunjukkan bahwa penyebaran coronavirus di tiga wilayah itu sangat terbatas, karena angkanya tercatat lebih rendah dibandingkan tingkat penularan sekitar 20 persen yang terdeteksi di New York dan 5 persen di Spanyol.
Advertisement