Liputan6.com, Jakarta - Pandemi COVID-19 yang mematikan ini menjadikan salah satu bencana medis terparah dalam sejarah manusia. Ini adalah pandemi pertama yang terjadi ketika populasi manusia yang begitu besar.
Manusia kini jauh lebih berlimpah dan membuatnya lebih mudah bagi virus untuk bermutasi dan berevolusi.
Advertisement
Hal itu terjadi karena kita kini memiliki akses yang lebih banyak pada subjek dari pada virus lain dalam sejarah.
Beberapa negara terbesar di dunia sedang berjuang untuk mengatasi bencana dari virus tersebut, siapapun dapat menebak dengan baik bagaimana kita akan mengembalikan semuanya menjadi normal setelah semua bencana ini selesai.
Namun pastinya, pandemi COVID-19 dapat mengubah dunia secara permanen dalam banyak prospek, seperti pandemi besar lainnya dalam sejarah. Berikut 7 hal yang paling terdampak oleh adanya pandemi COVID-19, seperti dikutip dari Toptenz, Sabtu (28/11/2020).
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
7. Mobilitas Manusia
Banyak aspek kehidupan sehari-hari kita telah sepenuhnya berubah sejak pandemi terjadi, meskipun perubahan drastis tersebut terletak pada cara kita bergerak. Orang-orang di seluruh dunia, mengubah kebiasaan lalu lintas itu untuk pertama kalinya sejak revolusi mobil.
Bagian mengejutkan lainnya adalah lalu lintas yang cenderung menurun di hampir setiap kota besar di dunia, terlepas dari skala pandemi pada penduduknya. Di bagian banyak kota Amerika memiliki batasan yang relatif lebih sedikit, jam sibuk sekarang adalah yang terbaik dan paling menyenangkan untuk berkeliling.
Sementara itu di sebagian besar tempat, dapat dikaitkan dengan orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan apapun dan karena itu mereka tidak memiliki tempat untuk pergi dalam pandemi. Beberapa diantaranya berkaitan dengan kesadaran yang lebih besar yaitu bahwa mobil benar-benar tidak diperlukan.
Advertisement
6. Kendaraan Minim Pengemudi
Teknologi tanpa pengemudi ini adalah bagian yang pasti dari masa depan yang sudah dibayangkan.
Namun, demikian masih banyak kekhawatiran mengenai teknologi itu, yang untungnya masih belum kita ketahui.
Meski dalam banyak hal teknologi itu terbukti aman, namun hal itu masih dalam tahap awal. Itulah alasan mengapa banyak negara memiliki pemeriksaan dam regulasi terhadap kendaraan tanpa pengemudi yang benar-benar otonom.
Perusahaan di China sudah memulai menggunakan kendaraan yang sepenuhnya otomatis untuk pengirimian dan diharapkan negara seperti AS juga dapat mengikutinya.
5. Globalisasi
Pada paruh abad ke-20 merupakan masa di mana pertama kalinya dalam sejarah, perdagangan dan diplomasi menguntungkan bagi pengusaha yang terhubung. Sementara paruh kedua abad ke-20 dikenal dengan gangguan terhadap globalisasi akibat pandemi COVID-19.
Pandemi telah menyebabkan penurunan yang lambat dari industri minyak global yang merupakan salah satu pilar terbesar dari pasar global yang saling berhubungan ini. Hal lainnya lagi adalah industri penerbangan, yang telah mengalami kehancuran pasar saham dan divestasi dari investor besar sejak awal pandemi.
Advertisement
4. Hewan Liar 'Berjaya'
Dengan seluru dunia yang terkunci, memaksakan diri atau sebaliknya, telah merubah pendasaran dalam gaya hidup kita sehari-hari. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, hampir seluruh populasi manusia menghabiskan waktunya di dalam ruangan.
Ini merupakan suatu perubahan yang tidak luput dari perhatian dunia hewan, dikarenakan hewan liar muncul di berbagai tempat yang kini tanpa aktivitas manusia. Seperti kambing Kashmir liar yang ditemukan berkeliaran dengan santai di jalan-jalanan kosong di Wales, atau coyote di San Fransisco, atau suara burung-burung berkicau di kota-kota yang bising dan padat penduduk.
Hewan-hewan kini menjaga jarak dari pemukiman manusia dan berani berpergian secara tiba-tiba ke tempat umum, yang pada akhirnya dapat menyelesaikan masalah menyusutnya habitat alami mereka.
3. Mengurangi Kunjungan Ke Rumah Sakit
Pandemi Covid-19 terbukti menjadi tantangan bagi beberapa sistem perawatan kesehatan terbaik di dunia. Sebagian besar negara yang terkena dampak negatifnya adalah negara-negara maju.
Hal ini membuktikan bahwa perawatan kesehatan modern masih tidak dapat menyelesaikan pandemi global yang belum pernah dilihat oleh sistem kekebalan kita sebelumnya.
Di antara semua ini, ada hal lain yang sedang terjadi. Sementara rumah sakit dan petugas kesehatan kewalahan menangani kasus virus korona, kunjungan untuk keadaan darurat lainnya telah turun drastis.
Hampir seolah-olah sebagian besar penyakit lain - termasuk virus influenza, yang biasanya menjadi masalah utama di banyak negara - telah lenyap segera setelah virus korona baru menyerang. Tentu saja, Anda akan berhati-hati mengunjungi rumah sakit karena batuk ringan di tengah pandemi global, tetapi kunjungan turun untuk hampir semua penyakit.
Advertisement
2. Tidak Ada Lagi Minyak
Harga minyak terus merosot sejak pandemi dimulai. Negara-negara yang paling terkena dampaknya adalah negara maju yang membutuhkan banyak minyak untuk menopang ekonomi masif mereka.
Tanpa kegiatan ekonomi, permintaan minyak akan semakin menurun, jika belum maka harga minyak telah menyentuh level negatif dalam beberapa minggu terakhir, itu artinya produsen minyak membayar orang untuk mengambil minyak dari tangan mereka karena penyimpanan yang terbatas.
Dalam peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, dapat dikatakan bahwa ini adalah akhir dari ekonomi berbasis minyak. Pandemi telah mengubah iklim besar-besaran di seluruh dunia, dengan banyak negara yang sudah mencari cara untuk mengurangi ketergantungan mereka pada minyak.
Itu akan menjadi katalisator gerakan melawan industri minyak. Namun, itu tidak berarti jika hal itu akan baik untuk kita semua. Industri minyak masih mempekerjakan jutaan pekerja keras, karyawan jujur yang mungkin tidak memiliki waktu yang cukup untuk beradaptasi dengan tatanan yang baru, terlepas dari baik atau buruknya pandemi COVID-19.
1. Krisis Keuangan Terbesar dalam Sejarah
Setiap pandemi besar, dalam sejarah diikuti oleh tekanan ekonomi jangka panjang. Terutama di daerah yang terkena dampak, entah itu Wabah Hitam atau Flu Spanyol, virus sangat berdampak buruk bagi bisnis sepanjang sejarah manusia.
Corona virus baru tidak berbeda, karena pandemi ini ternyata sama menghancurkan ekonomi seperti sebelumnya, skala kerusakan kali ini jauh lebih tinggi. Menurut beberapa ahli, resesi ekonomi yang akan datang bisa jadi lebih besar daripada krisis keuangan manapun, dan itu termasuk Depresi hebat di tahun 30-an.
Meski kedengarannya seperti itu, hal ini secara tidak akurat mengasumsikan bahwa masalah ekonomi tidak membunuh orang.
Contoh krisis keuangan pada akhir tahun 2008, menurut sebuah penelitian, menyebabkan sekitar 5.000 pria di Amerika Utara dan Eropa melakukan bunuh diri. Dampak paling akut dari kehancuran finansial modern terkonsentrasi di bagian dunia yang lebih miskin, dimana kemakmuran ekonomi langsung dengan stabilitas politik dan sosial.
Kondisi pada tahun 2008 itu dapat dilihat sebagai titik awal dari serangkaian pemberontakan dan kerusuhan umum di banyak negara Dunia Ketiga, terutama di Timur Tengah dan beberapa di antaranya kini telah berubah menjadi suatu konflik secara global.
Reporter : Romanauli Debora
Advertisement