Kasus COVID-19 Melonjak Usai Libur Panjang, Ini Langkah Dinkes Jatim

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur dr Herlin Ferliana menuturkan, tingkat keterpakaian tempat tidur di ruang isolasi COVID-19 mencapai 63 persen dan ruang ICU 56 persen setelah libur panjang.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Nov 2020, 13:30 WIB
Ilustrasi Pandemi Covid-19 Credit: pexels.com/cottonbro

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kesehatan Jawa Timur mencatat ada kenaikan kasus baru COVID-19 setelah libur panjang. Hal ini juga ditunjukkan dari tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit di Jawa Timur sesudah libur panjang.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur dr Herlin Ferliana menuturkan, tingkat keterpakaian tempat tidur di ruang isolasi COVID-19 mencapai 63 persen dan ruang ICU 56 persen secara rata-rata di Jawa Timur per 25 November 2020.

Adapun kapasitas tempat tidur yang tersedia di ruang isolasi mencapai 5.683, dan sudah terpakai 3.574. Sedangkan tempat tidur yang tersedia di ruang ICU COVID-19 sebanyak 545, dan kapasitas terpakai 306.Akan tetapi, persentase itu tidak merata di seluruh Jawa Timur karena sejumlah kabupaten dan kota sudah capai maksimal.

"Jadi kita melihat tren meningkat luar biasa 14 hari setelah liburan, 56 persen di ruang ICU dan 63 persen keterpakaian isolasi, jadi kenaikan keterpakaian tempat tidur di ruang ICU capai 68,3 persen dan isolasi 82,9 persen. Terjadi kenaikan signifikan, ini PR luar biasa," ujar Herlin, saat peluncuran Buku Memahami Perilaku COVID-19 di Jawa Timur, ditulis Sabtu, (28/11/2020).

Oleh karena itu, Herlin menuturkan, menata one gate system rumah sakit dari 127 rumah sakit rujukan COVID-19 juga menjadi perhatian. Hal ini agar dapat mengoptimalkan keterpakaian tempat tidur yang masih kosong di rumah sakit.

Herlin menuturkan, untuk mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19, ada sejumlah langkah yang akan dilakukan. Ia menuturkan, jika ada kenaikan 50-100 persen maka kapasitas ruang umum menjadi ruangan isolasi COVID-19. Kalau kenaikan kasus COVID-19 di atas 100 persen, RS lapangan darurat harus dibuat untuk merelaksasi rumah sakit yang sudah penuh.

Herlin mengatakan, pihaknya juga akan memanfaatkan rumah karantina untuk dapat mengalihkan pasien dengan gejala ringan dan tanpa gejala ke tempat tersebut. Hal ini sebagai upaya merelaksasi rumah sakit yang sudah penuh.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Kenaikan Kasus Baru Setelah Libur Panjang

Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Selain itu, Herlin mengatakan, tingkat kedisiplinan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan masih rendah juga turut menyumbang tingginya penularan COVID-19 setelah libur panjang.

Pada Jumat, 27 November 2020 terjadi penambahan pasien positif COVID-19 sebanyak 428 orang sehingga total kasus positif COVID-19 mencapai 60.618 orang. Pasien sembuh dari COVID-19 bertambah 359 orang menjadi 53.490 orang.

Di satu sisi, pasien meninggal karena COVID-19 bertambah 39 orang menjadi 4.314 orang. Pasien dirawat mencapai 2.814 orang. Padahal pasien dirawat sempat sentuh 2.015 orang pada 15 November 2020.Herlin menambahkan, tingkat penularan COVID-19 atau Rt di Jawa Timur belum di bawah 1.

"Kapan hari sudah bagus, setelah liburan masih 1,1. Artinya dari 10 kasus yang ada tularkan 11 kasus positif. Ini berarti masih terjadi peningkatan. Kami berharap di bawah 1," tutur dia.

Herlin mengatakan, kenaikan kasus baru cukup signifikan setelah libur panjang bersama pada akhir Oktober-awal November 2020. Saat ini, pasien datang ke rumah sakit pun dalam kondisi berat dan sangat berat. Hal ini menyumbang angka kematian karena COVID-19 cukup tinggi.

"Datang dalam kondisi berat dan sangat berat lebih banyak datang, lebih tinggi, tidak tahu apa penyebabnya. Salah satu kami tengarai adalah mereka takut ke rumah sakit, karena takut disebut COVID-19, dan datang dalam kondisi terlambat. Kasus kematian ini menjadi PR sedemikian rupa, demikian juga menekan kasus positif. Semua harus berjuang," tutur dia.

 


Upaya Tegakkan Protokol Kesehatan

Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Gerd Altmann via Pixabay

 

Oleh karena itu, Herlin mengingatkan kalau kasus COVID-19 belum selesai. Ia mengajak seluruh pihak terutama masyarakat untuk tetap disiplin mematuhi 3M dengan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.

Dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan itu juga membantu tenaga kesehatan di rumah sakit. Selain itu, penguatan 3T dengan testing, tracing dan treatment terus dilakukan sebagai salah satu stategi penanggulangan COVID-19.

"Rumah sakit tidak terlalu berat sekarang seumpama elemen ini masyarakat bekerjasama tegakkan 3M. Upaya sudah dilakukan dengan penegakan lewat perda dan pergub. Perang melawan corona belum berakhir. Jangan menyerah dan terserah. Senjata utama 3M sehingga di hilir, teman-teman di rumah sakit, dan teman-teman dokter, pelayanan kesehatan tidak terlalu berat apabila 3M dilakukan sebaik-baiknya," ujar dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya