Liputan6.com, Jakarta - PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk bekerja sama dengan Citibank Indonesia menyelenggarakan salah satu Expert Series dengan tema Market Outlook 2021 yang menghadirkan dua panelis yang ahli di bidangnya yaitu Wakil Ketua Kadin Shinta Kamdani dan Deputi Kemenko Maritim dan Investasi Septian Hario Seto.
Memasuki tahun 2021 di tengah pandemi Covid-19, pergantian kepemimpinan di Amerika Serikat dikombinasikan dengan berita vaksinasi dan perkembangan regulasi UU Cipta Kerja merupakan topik yang diperbincangkan pada kali ini. Pergantian kepemimpinan di Amerika Serikat dari administrasi Presiden Trump kepada Presiden terpilih Biden mulai terjadi di minggu ini.
Advertisement
Untuk Indonesia, perubahan administrasi ini berpotensi kembali dijalankannya TPP (Trans Pacific Partnership) sebagai penyeimbang RCEP yang baru-baru ini diresmikan. Namun diluar dari perubahan kepemimpinan di AS, Shinta Kamdani menyatakan bahwa fokus untuk pemreintah dan pelaku pasar Indonesia ada pada market intelligence, pemahaman produk yang diinginkan oleh negara importir dan competitive advantage.
Bergabungnya Indonesia di RCEP dipandang baik untuk menarik investasi dari beberapa negara seperti Jepang dan Korea Selatan yang berencana untuk berinvestasi di Indonesia dikarenakan dapat menjadikan Indonesia sebagai Bagian dari regional supply chain.
UU Cipta Kerja sehingga pada akhirnya dapat mendukung evolusi Indonesia untuk menjadi supply chain yang penting sehingga dapat menjadikan Indonesia kompetitif dibandingkan dengan negara lain. Salah satu contohnya, Indonesia merupakan salah satu produser utama nickel dunia, sehingga Peran Indonesia akan sangat penting dlm pengembangan dan pertumbuhan EV battery dan electric car di dunia.
Dikombinasikan dengan investasi yang telah dilakukan dan direncanakan di Indonesia pada komoditas nikel akan baik pada perdagangan luar negeri Indonesia ke depannya.
Menurut Septian Seto, komoditas seperti nikel yang mengalami peningkatan kontribusi ekspor dari USD 1.1bn di tahun 2014 menjadi USD 9-10bn di tahun 2020.
Sovereign Wealth Fund juga merupakan salah satu topik yang banyak dibicarakan berkaitan dengan UU Cipta Kerja.
Berdasarkan pertemuan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, Septian Seto menyatakan bahwa diluar dari USD 2bn yang direncanakan diberikan oleh negara seperti AS, Pemerintah juga akan bertemu dengan pemerintah Jepang dan Saudi Arabia untuk rencana investasi pada sector-sektor infrastruktur Indonesia.
Vaksinasi masih merupakan salah satu jalan utama menuju imunitas umum (herd immunity) dimana berdasarkan timeline saat ini berpotensi terjadi pada semester dua tahun 2022.
Berdasarkan data saat ini, tantangan untuk Indonesia dalam menghadapi vaksinasi adalah pertama, distribusi atau logistic storage. Kedua, umur dan keadaan fisik yang rentan di populasi. Ketiga, harga vaksinasi terutama untuk vaksin yang telah menunjukkan efficacy yang baik. Namun demikian, mutasi yang berpotensi terjadi cukup rendah berdasarkan para ahli.
Diantara semua sektor, yang terakhir akan mengalami recovery terakhir adalah sector pariwisata yang mengandalkan turis asing.
Sementara berdasarkan pandangan PT Ashmore Asset Management Indonesia, dengan terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden US, perkembangan vaksin yang telah mencapai fase akhir, serta diluncurkannya omnibus law sebagai salah satu reformasi hukum terbesar semenjak 1998 akan memberikan dampak positif pada pasar saham secara umum dan reksa dana saham secara khusus.
Hal ini ditopang oleh kebijakan bank sentral dan pemerintah global yang masih akan aktif menggelontorkan stimulus hingga tahun 2021 sehingga mendorong tingginya likuiditas di sistem finansial. Tren kenaikan harga komoditas global juga berpotensi mengembalikan kejayaan IHSG pada masa commodity boom, dan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ashmore Asset Management Ungkap Pandemi Covid-19 Ubah Komposisi Aset Kelolaan
PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk (AAMI) memandang industri aset manajemen Indonesia merupakan salah satu sektor yang saat ini membukukan pertumbuhan jangka panjang yang baik.
Direktur Ashmore Asset Management Indonesia Arief Cahyadi Wana mengatakan, Sejak 2005 hingga akhir 2019, rata-rata pertumbuhan dana kelolaan perseroan mencapai 21 persen setiap tahunnya.
"Pertumbuhan yang di atas pertumbuhan ekonomi nasional tersebut kami percaya disebabkan oleh masih rendahnya penetrasi investasi di kalangan umum Indonesia, dan masih bertumbuhnya tingkat literasi investasi," ujarnya pasca Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Rabu (7/10/2020).
Namun demikian, Arief menambahkan, dengan adanya gejolak pandemi Covid-19 pada 2020 ini, pertumbuhan dana kelolaan mengalami disrupsi dan menurun hingga 11 persen pada 2019.
"Dana kelola reksadana terkena imbas pandemi Covid-19, terutama di awal 2020, dari posisi Rp 514 triliun pada Juni 2019 menjadi Rp 482 triliun pada Juni 2020. Ini karena tingginya kekhawatiran investor pada awal tahun dengan ketidakpastian yang terjadi," jelasnya.
Arief juga melihat adanya perubahan profil risiko dan pergerakan komposisi industri reksadana menuju kelas aset yang dianggap lebih rendah risikonya. Seperti yang terjadi pada reksadana saham yang merupakan kelas aset dengan risiko tertinggi, mengalami penurunan terbesar hingga 31 persen dibandingkan periode sebelumnya.
"Sehingga porsi kontribusinya terhadap dana pengelolaan di 22 persen pada 2020, turun dari 29 persen tahun sebelumnya," ungkap dia.
Sementara itu, reksadana pasar uang yang merupakan kelas aset dengan risiko terendah mengalami kenaikan terbesar sebanyak 11 persen. Dengan begitu, porsi kontribusi mengalami kenaikan 11 persen menjadi 13 persen.
"Latar belakang inilah yang mempengaruhi kinerja perusahaan, terutama karena Ashmore Asset Management Indonesia adalah salah satu manajemen investasi yang memiliki fokus reksadana saham sekitar 80 persen," tukas Arief.
Advertisement