Setelah Pisah, Bos Huawei Ingin Honor Jadi Kompetitor Utama

Huawei menjual merek Honor kepada konsorsium perusahan-perusahaan Tiongkok. Penjualan tersebut diyakini karena berbagai larangan yang diberlakukan pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap Huawei.

oleh Andina Librianty diperbarui 29 Nov 2020, 15:00 WIB
Honor 20 Pro usung kamera yang serupa dengan Huawei P20 Pro. (Doc: CNMO)

Liputan6.com, Jakarta - Huawei menjual merek Honor kepada konsorsium perusahan-perusahaan Tiongkok. Penjualan Honor tersebut diyakini karena berbagai larangan yang diberlakukan pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap Huawei.

Dilansir dari GSM Arena, Minggu (29/11/2020), Mobile World Live melaporkan bahwa pendiri Huawei, Ren Zhengfei, di forum karyawan perusahaan mengakui penjualan bisnis Honor tersebut harus dilakukan.

Hal ini disebabkan unit bisnis smartphone Huawei berada di bawah tekanan luar biasa karena tidak tersedianya elemen teknis yang diperlukan.

Dia menginginkan Honor menjadi pesaing terbesar Huawei setelah "perceraian" mereka. Menurut dia, para karyawan Honor harus termotivasi dengan keinginan menggulingkan mantan perusahaan induknya itu.


Kesulitan Huawei

Huawei Honor Gala at Shenzen (Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza)

Ren yang juga menjabat sebagi CEO Huawei mengatakan, Huawei bisa mengatasi kesulitan akibat tekanan AS.

Mengenai keputusan menjual Honor, kata Ren, itu bertujuan untuk memastikan para karyawannya serta mitra distributor tidak kehilangan pekerjaan jika kanal penjualan terhenti.


Pernyataan Ren

Ren pun menilai pemerintah AS bukan hanya sekadar ingin menekan perusahaan, melainkan mematikan bisnisnya.

"Gelombang demi gelombang sanksi AS terhadap Huawei telah membuat kami akhirnya memahami politisi Amerika tertentu ingin membunuh kami, bukan hanya mengoreksi kami," kata Ren.

(Din/Why)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya