Liputan6.com, Ankara - Kasus COVID-19 di Turki melonjak setelah Kementerian Kesehatan mengubah cara perhitungan. Selama ini, pemerintah hanya mengumumkan kasus dengan gejala.
Ternyata, kasus COVID-19 justru marak di Turki. Pemerintah pusat lantas mendapat kritikan dari daerah maupun pakar kesehatan.
Baca Juga
Advertisement
Isu perhitungan kasus COVID-19 menjadi sorotan pembaca kanal global Liputan6.com pada Sabtu (28/11/2020). Berita lain yang disorot adalah langkah Prancis menolak rasisme serta sejarah Hari Thanksgiving.
Berikut artikelnya:
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
1. Cara Hitung Berubah, Kasus Virus Corona COVID-19 di Turki Melonjak
Pemerintah Turki mengubah cara perhitungan kasus COVID-19. Kementerian Kesehatan Turki kini menghitung pasien tanpa gejala yang tak dirawat di rumah sakit.
Dilaporkan Arab News, Kementerian Kesehatan Turki berkata kasus positif COVID-19 tanpa gejala di Turki mencapai sekitar 80 persen. Sejak Maret 2020, Turki tidak pernah mengumumkan kasus tanpa gejala.
Advertisement
2. Cegah Rasime, Prancis Setujui Undang-Undang Larang Diskriminasi Aksen
Majelis rendah parlemen Prancis menyetujui undang-undang yang melarang diskriminasi berdasarkan aksen seseorang.
Dikutip dari AFP, larangan terhadap praktik itu diluncurkan karena dianggap sebagai "bentuk rasisme".
3. Fakta-fakta Hari Thanksgiving
Thanksgiving berarti pemberian syukur. Tradisi ini dimulai sebelum negara Amerika Serikat berdiri.
Awal tradisi ini adalah di 1610 saat koloni pendatang dari Inggris di Plymouth (disebut Pilgrim) mengadakan acara makan bersama kelompok Wampanoag yang merupakan penduduk asli Amerika.
Advertisement