Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menilai pandemi Covid-19 merupakan momentum yang tepat untuk mengatur ulang strategi terkait pariwisata dan ekonomi kreatif. Salah satunya dengan mengubah pola pikir pariwisata dari quantity tourism ke quality tourism.
Pilihan tersebut menimbulkan banyak konsekuensi sehingga dibutuhkan kesamaan visi, sinergi, kerja keras, dan pemahaman yang komprehensif dari semua pemangku kepentingan sektor pariwisata di Indonesia. Apa saja konsekuensi yang dimaksud?
Baca Juga
Advertisement
"Salah satu syarat dasar dalam membangun quality tourism yaitu infrastruktur. Tapi tidak berhenti di infrastruktur saja, namun konektivitas, aviasi, juga pemasaran," kata Wishnutama dalam jumpa pers Rapat Koordinasi Nasional Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, di Westin Resort, Nusa Dua, Bali, Kamis, 26 November 2020, berdasarkan rilis yang diterima Liputan6.com.
Ia juga menyoroti soal daya tarik pariwisata. Setiap tempat yang dipromosikan semestinya memiliki keunikan. Maka, budaya yang ada harus dipertahankan, bahkan diperkuat, agar wisatawan yang datang bisa merasakan keberagaman budaya dari setiap tempat yang disinggahi.
Wishnutama juga menyebut penggunaan teknologi big data untuk mempelajari tren dan perilaku wisatawan diperlukan dalam mendukung quality tourism. Dengan data yang akurat, sektor pariwisata domestik bisa menyesuaikan strategi, daya tarik, dan pemasaran.
"Sehingga, dampak dari quality tourism ini akan luar biasa, membuat wisatawan menjadi lebih betah tinggal di destinasi, membuat lama tinggal lebih lama, dan spending lebih banyak. Masyarakat akan betul-betul merasakan dampak ekonomi yang tinggi," kata Wishnutama.
Tak hanya pendapatan yang lebih banyak, dia mengklaim quality tourism juga mampu membuka lapangan pekerjaan lebih banyak. "Artinya, kita harus menyiapkan SDM parekraf yang bukan hanya lebih banyak, tapi kemampuannya juga berkualitas, termasuk dari segi creativity and hospitality," jelasnya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Lokomotif Pemulihan Ekonomi
Sementara, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara yang hadir secara daring mengatakan, pariwisata merupakan sektor yang menjadi lokomotif dalam pemulihan ekonomi nasional. Untuk itu, diperlukan kombinasi dan sinergi antara peran pemerintah pusat dan daerah dalam alokasi anggaran melalui belanja K/L, belanja BUMN, belanja swasta, dan belanja pemerintah daerah untuk pariwisata.
Pada 2020, pemerintah menyiapkan anggaran total Rp9,4 triliun untuk lima destinasi super prioritas yang tersebar di berbagai kementerian/lembaga. Pihaknya juga menyiapkan program stimulus pariwisata dalam rangka pemulihan ekonomi nasional (PEN) pada tahun ini.
"Kita berharap ini benar-benar bisa digunakan untuk memberi insentif dalam kegiatan pariwisata," kata Suahasil.
Sementara untuk 2021, anggaran dari berbagai kementerian/lembaga yang sifatnya untuk belanja K/L mencapai Rp10 triliun, belanja non-K/L sebesar hampir Rp1 triliun dan transfer ke daerah dan dana desa sekitar Rp4 triliun. Ia berharap anggaran tersebut tak hanya untuk mempersiapkan infrastruktur.
"Melainkan alokasi anggaran untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat dan pelaku usaha pariwisata," kata dia.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan beragam program kementeriannya untuk berkontribusi kepada dunia pariwisata. Di antaranya membangun pelabuhan dan memperbaiki bandara di lima Bali baru. Kementerian Perhubungan juga akan meningkatkan penerbangan dan bersama Kemenparekraf akan membuat superhub yang akan memudahkan penerbangan langsung wisatawan dari originasi ke destinasi wisata di Indonesia.
"Kementerian Perhubungan juga terus melakukan kampanye safe travel guna meningkatkan kepercayaan dan kenyamanan wisatawan dalam menggunakan sarana transportasi," ujarnya.
Advertisement