Bamsoet Ajak Anggota IMI Jadi Duta Empat Pilar MPR RI

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengapresiasi Ikatan Motor Indonesia (IMI) karena merupakan satu-satunya organisasi yang secara eksplisit merujuk Empat Pilar MPR RI di dalam anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangganya.

oleh nofie tessar diperbarui 29 Nov 2020, 11:00 WIB
(Foto:Dok.MPR RI)

Liputan6.com, Jakarta Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengapresiasi Ikatan Motor Indonesia (IMI) karena merupakan satu-satunya organisasi yang secara eksplisit merujuk Empat Pilar MPR RI di dalam anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangganya. Menunjukan besarnya komitmen IMI terhadap nilai-nilai kebangsaan yang mengedepankan prinsip gotong royong dan menjunjung tinggi jiwa dan semangat nasionalisme.

"Karena rasa cintanya terhadap Indonesia itulah, IMI menyusun buku dan video Panduan Tata Cara Berkendara Sepeda Motor Berkelompok yang bisa menjadi rujukan bagi para pengendara sepeda motor. Mengingat membangun budaya tertib dan patuh terhadap peraturan di jalan raya sebagai kunci keselamatan berlalu lintas, bukanlah perkara mudah. Namun dengan dukungan seluruh stakeholders dan semangat brotherhood dalam setiap diri anggota komunitas otomotif, saya yakin hal tersebut bukan hal yang mustahil untuk kita wujudkan bersama," ujar Bamsoet dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI Bersama IMI, di Jakarta, Sabtu (28/11/20).

Turut hadir antara lain Ketua Umum IMI 2016-2020 Sadikin Aksa, Mantan Wakapolri Komjen (Purn) Nanan Soekarna, Kepala Pusat Pendidikan Lalu Lintas POLRI, Kombes Pol Djoni Hendra, SH, serta ratusan anggota komunitas otomotif.

 

(Foto:Dok.MPR RI)

Calon Ketua Umum IMI 2020-2024 ini memaparkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah sepeda motor di tanah air hingga penghujung tahun 2018 lalu mencapai 137,7 juta unit. Sedangkan menurut catatan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), pada tahun 2019 ada 6,05 juta unit sepeda motor terjual ke konsumen. Maka secara keseluruhan, per tahun 2019 jumlah sepeda motor di Indonesia yang beredar mencapai sekitar 143,75 juta unit.

"Konsekuensi logisnya, mayoritas pengguna jalan raya akan dikuasai pengendara sepeda motor. Sepeda motor menjadi mayoritas pengguna jalan raya dengan volume sekitar 87,3 persen. Sedangkan 12,7 persen sisanya adalah pengguna mobil pribadi, mobil penumpang, dan mobil angkutan barang," papar Bamsoet.

Ketua DPR RI ke-20 ini menegaskan, kondisi tersebut perlu menjadi perhatian serius, karena rata-rata pertumbuhan jalan di Indonesia setiap tahunnya hanya sebesar 1,45 persen. Ketimpangan laju pertumbuhan jalan yang tidak berbanding lurus dengan laju pertumbuhan kendaraan bermotor harus disikapi oleh setiap pengguna jalan dengan lebih bijaksana.

"Perlu dipertegas komitmen dan kesadaran bahwa jalan raya adalah fasilitas umum milik bersama. Sehingga bisa membangun suasana nyaman dan aman, dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya kecelakaan lalu lintas. Menurut data Korlantas POLRI, selama pelaksanaan operasi patuh 2020, periode 23 Juli hingga 5 Agustus, telah terjadi pelanggaran lalu lintas sebanyak lebih dari 548 ribu kasus, dan kecelakaan lalu lintas sebanyak 2.388 kejadian," tutur Bamsoet.

 

(Foto:Dok.MPR RI)

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menjelaskan, meskipun angka ini turun dari periode tahun 2019, namun terjadi peningkatan pada aspek fatalitas akibat kecelakaan lalu lintas, terutama para pengendara motor. Lebih memprihatinkan, sebagian besar korban adalah kelompok usia produktif umur 15-35 tahun.

"Masih tingginya angka kecelakaan pengendara motor tidak hanya disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah pengguna motor di jalan raya, tetapi juga pada sikap berkendara yang tidak mengutamakan aspek keselamatan. Tidak hanya oleh pengendara motor individu, tetapi juga pengendara motor berkelompok yang melakukan touring bersama," jelas Bamsoet.

Ketua Dewan Pembina Motor Besar Indonesia (MBI) ini menerangkan, banyaknya klub dan komunitas otomotif di satu sisi menggembirakan. Karena banyak aktivitas mereka yang dibarengi berbagai kegiatan positif, seperti aksi solidaritas sosial kemanusiaan. Kehadiran mereka juga turut menggerakkan sektor perekonomian, khususnya pariwisata, melalui kunjungan ke berbagai destinasi wisata yang selanjutnya mereka 'promosikan' melalui berbagai media sosial.

"Namun disisi lain, masih banyak komunitas otomotif yang belum memahami tata cara berkendara berkelompok yang baik dan benar, sehingga memunculkan kritik dari masyarakat pengguna jalan lainnya. Karena itu, hadirnya buku dan video Panduan Tata Cara Berkendara Sepeda Motor Berkelompok yang dibuat IMI, perlu disebarluaskan kepada ratusan juta pengendara motor di seluruh Indonesia," ujar Bamsoet. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya