Pameran Pulih, Menikmati Seni untuk Menyembuhkan Trauma

Kondisi pandemi dan situasi pembatasan sosial di masa-masa ini telah menciptakan banyak kesedihan dan trauma. Pulih adalah upaya untuk sembuh dengan merefleksi ke dalam dan sekitar.

oleh Fadjriah Nurdiarsih diperbarui 29 Nov 2020, 17:30 WIB
Pengunjung melihat karya yang dipajang dalam pameran Pulih di Pasar Seni, Ancol, Jakarta, Sabtu (14/11/20). Sambil menikmati karya seni, pengunjung juga diharapkan mematuhi protokol kesehatan dan kebersihan yang diterapkan pihak Pasar Seni Ancol. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Pulih menjadi bingkai besar yang ditawarkan Pasar Seni Ancol dalam program revitalisasi seni yang mulai berjalan tahun 2020. Ancol menyadari bahwa pandemi Covid-19 yang melanda dunia telah menimbulkan trauma bagi masyarakat dan individu.

Oleh sebab itu, melalui aktivitas berupa pameran di Pasar Seni Ancol yang mengangkat berfokus pada Pemulihan Bersama, masyarakat diajak menjadi lebih jujur dan terbuka mengenai trauma yang dirasakannya. Pameran ini berlangsung pada 14--29 November 2020 dan dapat dinikmati secara gratis di Galeri Pasar Seni Ancol.

Pameran Pulih sendiri secara umum ingin menyelami fungsi seni dan budaya, serta fungsi ruang seni sebagai media untuk pemulihan di berbagai bidang untuk mengatasi berbagai krisis di masa pandemi. Mengangkat tema "art activation for collective healing", pameran ini dikuratori oleh Mia Maria dan ko-kurator Saskia Warouw.

"Kami bersyukur Pameran PULIH dapat terlaksana dan dinikmati oleh pengunjung. Dan kami berterima kasih untuk kolaborasi yang baik antara Pasar Seni Ancol, Yayasan Cita Prasanna, Direktorat Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta seniman Indonesia dengan karya-karya luar biasa," kata Mia Maria, Pimpinan Pasar Seni Ancol.

Uniknya, dalam pameran tersebut tidak hanya menampilkan seni rupa saja, tetapi juga menampilkan seni arsitektur, film, dan seni pertunjukan. Selain itu, pengunjung juga dapat berekspresi dan terlibat dengan memberikan coretan di media yang telah disediakan.

Beberapa seniman ikut terlibat dalam pameran ini. Di antaranya, Arahmaiani, Chairun Nissa, Eko Prawoto, Hanna Madness, Lab Tanya, Melati Suryodarmo, Mella Jaarsma, dan Tisna Sanjaya. Sementara untuk seni pertunjukan, Reda Gaudiamo dan Amerta Sound ikut unjuk memberikan ide kreatifnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Seniman Beken Ikut Berpartisipasi

Pengunjung melihat karya yang dipajang dalam pameran Pulih di Pasar Seni, Ancol, Jakarta, Sabtu (28/11/20). Sambil menikmati karya seni, pengunjung juga diharapkan mematuhi protokol kesehatan dan kebersihan yang diterapkan pihak Pasar Seni Ancol. (Liputan6.com/Fadjriah Nurdiarsih)

Tisna Sanjaya, misalnya, dalam karyanya mengajak manusia untuk mengevaluasi diri dengan adanya wabah ini. Apakah kita menjadi lebih baik hidup berdampingan dengan alam, berdampingan antar manusia yang berdampak pada pulihnya kehidupan, serta keasrian alam. Hal ini nampak pada kanvasnya yang berisi coretan alam dan tubuh manusia.

Adapun Arahmaini, perupa dan aktivis lingkungan hidup dan isu-isu kesetaraan, mengangkat tema kata-kata positif dari berbagai bahasa daerah yang serupa mantra dan membangkitkan harapan pulih. Sementara LabTanya memilih merepsentasikan kekuatan dari dapur, berupa rempah-rempah dan konsep ekologi alam, sebagai upaya kesadaran lingkungan dan diri.

Pameran Pulih menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 telah menggerogoti sendi-sendi kehidupan kita. Pandemi merusak diri dan tatanan kehidupan dengan cara yang tak pernah dibayangkan sebelumnya.

Upaya pulih sangatlah berat. Jadi, kita perlu bergandengan tangan, berserah, dan membiarkan alam bekerja untuk memurnikan dirinya.


Infografis Wayang Potehi

Wayang Potehi menjadi salah satu warusan seni budaya Tionghoa - Jawa

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya