Liputan6.com, Jakarta - Pulih menjadi bingkai besar yang ditawarkan Pasar Seni Ancol dalam program revitalisasi seni yang mulai berjalan tahun 2020. Ancol menyadari bahwa pandemi Covid-19 yang melanda dunia telah menimbulkan trauma bagi masyarakat dan individu.
Oleh sebab itu, melalui aktivitas berupa pameran di Pasar Seni Ancol yang mengangkat berfokus pada Pemulihan Bersama, masyarakat diajak menjadi lebih jujur dan terbuka mengenai trauma yang dirasakannya. Pameran ini berlangsung pada 14--29 November 2020 dan dapat dinikmati secara gratis di Galeri Pasar Seni Ancol.
Baca Juga
Advertisement
Pameran Pulih sendiri secara umum ingin menyelami fungsi seni dan budaya, serta fungsi ruang seni sebagai media untuk pemulihan di berbagai bidang untuk mengatasi berbagai krisis di masa pandemi. Mengangkat tema "art activation for collective healing", pameran ini dikuratori oleh Mia Maria dan ko-kurator Saskia Warouw.
"Kami bersyukur Pameran PULIH dapat terlaksana dan dinikmati oleh pengunjung. Dan kami berterima kasih untuk kolaborasi yang baik antara Pasar Seni Ancol, Yayasan Cita Prasanna, Direktorat Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta seniman Indonesia dengan karya-karya luar biasa," kata Mia Maria, Pimpinan Pasar Seni Ancol.
Uniknya, dalam pameran tersebut tidak hanya menampilkan seni rupa saja, tetapi juga menampilkan seni arsitektur, film, dan seni pertunjukan. Selain itu, pengunjung juga dapat berekspresi dan terlibat dengan memberikan coretan di media yang telah disediakan.
Beberapa seniman ikut terlibat dalam pameran ini. Di antaranya, Arahmaiani, Chairun Nissa, Eko Prawoto, Hanna Madness, Lab Tanya, Melati Suryodarmo, Mella Jaarsma, dan Tisna Sanjaya. Sementara untuk seni pertunjukan, Reda Gaudiamo dan Amerta Sound ikut unjuk memberikan ide kreatifnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Seniman Beken Ikut Berpartisipasi
Tisna Sanjaya, misalnya, dalam karyanya mengajak manusia untuk mengevaluasi diri dengan adanya wabah ini. Apakah kita menjadi lebih baik hidup berdampingan dengan alam, berdampingan antar manusia yang berdampak pada pulihnya kehidupan, serta keasrian alam. Hal ini nampak pada kanvasnya yang berisi coretan alam dan tubuh manusia.
Adapun Arahmaini, perupa dan aktivis lingkungan hidup dan isu-isu kesetaraan, mengangkat tema kata-kata positif dari berbagai bahasa daerah yang serupa mantra dan membangkitkan harapan pulih. Sementara LabTanya memilih merepsentasikan kekuatan dari dapur, berupa rempah-rempah dan konsep ekologi alam, sebagai upaya kesadaran lingkungan dan diri.
Pameran Pulih menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 telah menggerogoti sendi-sendi kehidupan kita. Pandemi merusak diri dan tatanan kehidupan dengan cara yang tak pernah dibayangkan sebelumnya.
Upaya pulih sangatlah berat. Jadi, kita perlu bergandengan tangan, berserah, dan membiarkan alam bekerja untuk memurnikan dirinya.
Baca Juga
Mengintip Ratusan Mainan Artistik Unik di Hong Kong Art Toy Story 2024 Jakarta, Buka Peluang Kolaborasi dengan Seniman Lokal
Garin Nugroho Rilis Film Bisu Berlatar Budaya Bali, Suara Gamelan dan Musik Elektronik Bakal Diputarkan Langsung Selama Ditonton
Saat 100 Perempuan Penari Bergerak Serempak Menarikan 38 Tarian Nusantara di Festival Art ChipelaGong
Advertisement