Matahari Department Store Bakal Tutup 6 Gerai Jelang Akhir 2020

Matahari Department Store melaporkan penjualan kotor sebesar Rp 5,9 triliun untuk 9 bulan yang berakhir pada September 2020.

oleh Athika Rahma diperbarui 29 Nov 2020, 22:56 WIB
Calon pembeli sedang duduk saat gelar potongan harga di Matahari Mall Taman Anggrek, Jakarta, Jumat (1/12). Penutupan PT Matahari Department Store pada 3 Desember 2017 guna menjaga kinerja perseroan ditengah penurunan pasar. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta Ritel PT Matahari Department Store (kode saham LPPF) dilaporkan akan menutup 6 gerainya jelang akhir tahun 2020.

Mengutip dokumen Business and Initiatives Update perusahaan dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (29/11/2020), dari 6 gerai ini, 4 diantaranya terletak di pulau Jawa, 1 di Bali dan 1 di Sulawesi.

"Jumlah gerai akan dikurangi dari 153 menjadi 147 gerai hingga akhir tahun 2020," demikian dikutip Liputan6.com, Minggu (29/11/2020).

Perusahaan juga menegaskan tidak akan membuka gerai baru pada kuartal IV 2020 dan kuartal 1 2021.

Lalu di antara 147 gerai yang masih beroperasi, 23 diantaranya dikategorikan ke dalam daftar pengawasan (watch-list bucket). Gerai-gerai ini bakal dikaji performanya dan profitabilitasnya.

Matahari Department Store juga akan terus bernegosiasi dengan pemilik lahan untuk mendapatkan harga sewa lahan yang lebih rendah.

Sebelumnya, Matahari Department Store melaporkan penjualan kotor sebesar Rp 5,9 triliun untuk 9 bulan yang berakhir pada September 2020.

 

 

Saksikan


Dampak Pandemi

Sebuah manikin tanpa busana dipajang di lantai busana pria di Matahari Mall Taman Anggrek, Jakarta, Jumat (1/12). PT Matahari Department Store akan menutup gerainya pada 3 Desember 2017. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Perolehan tersebut 57,6 persen lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu, sementara pendapatan bersih turun 57,5 persen menjadi Rp 3,3 triliun.

Keuangan perseroan turut terkena dampak akibat PSBB di Jakarta dan sekitarnya. Hal ini menyebabkan Matahari menutup beberapa gerainya untuk sementara, sehingga memperlambat kinerja pada kuartal III 2020.

Untuk mengurangi dampak pandemi, perseroan menjalankan pengetatan biaya. Termasuk upaya negosiasi untuk memperoleh keringanan sewa, yang menghasilkan penurunan beban operasional sebesar 26,2 persen pada kuartal ketiga, dan 29,3 persen pada periode Januari hingga September.

Kondisi tersebut membuat perusahaan membukukan rugi bersih Rp 617 miliar selama 9 bulan yang berakhir pada September 2020.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya