Liputan6.com, Jakarta - Desainer ternama Tanah Air, Diana M Putri kembali memperpanjang daftar pencapaiannya di 2020. Kali ini, ia bersama sang putra, Reinhardt Kenneth, yang merupakan seorang fotografer fashion dan director, berkolaborasi dalam sebuah karya.
Proyek kolaboratif ibu dan putra tersebut mengusung tajuk "2020: The Year of Hope". Koleksi kedunya tampil perdana secara virtual dalam gelaran Thailand Fashion Week S/S 2021 pada Minggu (29/11/2020).
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, karya kolaborasi Diana M Putri dan Reinhardt Kenneth disuguhkan dalam kemasan fashion film bermoto "finding hope, through unity, in times of adversity".
Baca Juga
Advertisement
Diana dan Reinhardt menyelipkan pesan dalam karya mereka. Adalah refleksi dari tragedi-tragedi di 2020 dengan diperagakan tujuh muse yang sangat diverse.
Reinhardt menarasikan, ketujuh muse hadir dari latar belakang yang berbeda, mereka 'terpisahkan" ketika memasuki "room of thought". Di penghujung video, para muse meninggalkan ruang gelap tersebut dan bersama mencari sinar pengharapan di dunia yang telah hancur.
Project ini adalah Directorial Debut Reinhardt, di mana ia menghubungi kolaborator dan ibunya, Diana, untuk mendesain sebuah koleksi yang terinspirasi oleh "pesta dansa diakhir zaman, ditambah dengan masker".
Pada koleksi ini, Diana M Putri memadukan dua karakteristik dari Diana Couture, yakni elegan juga kuat. Koleksi tersebut mengandung 13 bodysuit dengan masker yang terbuat dari bahan bandages, faux leather, Swarovski crystals, metallic studs, iridescent leather, taffeta serta tulle. Koleksi ini dibalut sentuhan akhir bersama teknik-teknik 3D encrusting, ruffling, dan laser cutting.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Makna di Balik Karya
Ketujuh muse terdiri atas Duda Castro (Miss Brazil 2009), Jaslene Whiterose (Instagram Influencer), Jessica Belkin (American Horror Story / Pretty Little Liars Star), Cole Woods (Modelpreneur & Mentor), Cheverly Amalia (Film Maker Hollywood asal Indonesia), Yasmeen "YAS" Al-Mazeedi (Music Producer & Pemain Biola, serta Tiffanie Marie (Model dan Penari).
Setiap dari mereka merepresentasikan tragedi global dari 2020, seperti COVID-19, Black Lives Matter, Anti-Xenophobia, War and Famine, Wildfires, dan lainnya. Kondisi ini merefleksikan rasa kehilangan, ketidakpastian, juga kesusahan.
Diana, Reinhardt, dan semua tim kreatif ingin menampilkan fashion film yang tidak hanya mengeksplorasi kecantikan dari busana, tetapi mengisahkan soal pengharapan lewat persatuan di masa kegelapan. Moto ini sendiri terinspirasi oleh Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi satu.
Baca Juga
Designer of the Year Jonathan Anderson Bakal Absen dari Milan dan London Fashion Week 2025, Ada Apa?
Desainer Debby Fauziyanto Bawa Batik Kreasinya ke Panggung Fashion Show Spotlight: Cultural Fusion 2024
Keren, 10 Desainer Indonesia-Eropa Kolaborasi Bikin 5 Produk Inovatif Ramah Lingkungan dari Limbah Kaki Ayam hingga Kotoran Sapi
Advertisement