Bersepeda dengan Huawei Watch GT 2 Pro, Olahraga Makin Seru dan Semangat

Huawei Watch GT 2 Pro menawarkan sejumlah fitur kebugaran dan olahraga yang terbilang sangat lengkap, di mana bisa melacak lebih dari 100 aktivitas olahraga yang bisa dikustomisasi.

oleh Iskandar diperbarui 30 Nov 2020, 09:35 WIB
Huawei Watch GT 2 Pro. Liputan6.com/Iskandar

Liputan6.com, Jakarta - Huawei Watch GT 2 Pro adalah salah satu jam tangan pintar dengan desain dan tampilan terbaik di dunia. Memiliki frame titanium dengan permukaan kaca safir dan bagian belakang keramik, membuat smartwatch ini terlihat elegan dan premium.

Watch GT 2 Pro bahkan menawarkan sejumlah fitur kebugaran dan olahraga yang terbilang sangat lengkap. Wearable device ini bisa melacak lebih dari 100 aktivitas olahraga yang bisa dikustomisasi.

Beberapa aktivitas olahraga bawaan yang bisa kamu pilih antara lain Indoor/Outdoor Run, Indoor/Outdoor Cycle, Indoor/Outdoor Walk, Pool Swim, Mountain Hike, Skiing, Snowboarding, Triathlon, dan masih banyak lagi.

Tak cukup sampai di situ, karena memiliki begitu banyak fitur yang berfokus pada olahraga, Huawei menyediakan dua tali jam tangan di dalam boks pembelian: tali kulit untuk penggunaan casual serta versi silikon untuk latihan dan berenang.

Huawei Watch GT 2 Pro. Liputan6.com/Iskandar

Dari sejumlah pilihan aktivitas olahraga bawaan yang tersedia, Tekno Liputan6.com memilih untuk melakukan Outdoor Cycle atau bersepeda di luar ruangan.

Selama bersepeda sekitar sejauh 25 kilometer sambil mengenakan Watch GT 2 Pro, pergelangan tangan terasa tak ada beban karena bobot smartwatch sangat ringan (52 gram).

Dimensinya sendiri berukuran 46.7 x 46.7 x 11.4 mm, cukup pas di pergelangan tangan rata-rata orang Indonesia. Terlebih, ukuran pergelangan tangan saya yang terbilang tak besar.

Huawei Watch GT 2 Pro. Liputan6.com/Iskandar

Saat berkeringat dan turun hujan pun, saya tak khawatir karena jam tangan pintar ini sudah mengantongi rating 5ATM yang bisa diajak berenang hingga kedalaman air 50 meter (menurut standar ISO 22810: 2010).

Artinya, Huawei Watch GT 2 Pro dapat digunakan untuk aktivitas air dangkal seperti berenang di kolam renang atau laut. Namun, tidak disarankan digunakan untuk aktivtas scuba diving, ski air, atau aktivitas lain yang melibatkan air berkecepatan tinggi.


Catat Kecepatan dan Rute Perjalanan

Huawei Watch GT 2 Pro. Liputan6.com/Iskandar

Bersepeda dengan Huawei Watch GT 2 Pro membuat saya lebih bersemangat karena bisa mengetahui jarak tempuh, kecepatan hingga detak jantung.

Perekaman aktivitas bersepada yang saya lakukan pun sangat akurat, di mana arloji cerdas ini mampu mencatat durasi, kalori yang terbakar, maksimal kecepatan, dan rata-rata kecepatan.

Data yang ditampilkan juga terlihat menarik karena disuguhkan dengan grafis yang dinamis. Begitu pula dengan perekaman detak jantung selama bersepeda.

Tak cukup sampai di situ, Watch GT 2 Pro juga menyajikan data mengenai benefit yang dihasilkan selama bersepeda dan juga waktu pemulihan setelah berolahraga.

GPS internal yang ternanam mampu membaca pergerakan dengan cepat dan layar besarnya secara mengejutkan dapat menampilkan statistik dengan baik.

Untuk melihat poin data yang lebih lengkap, kamu bisa menghubungkan jam tangan ini dengan aplikasi Huawei Health via koneksi Bluetooth (kompatibel dengan Android dan iOS).

Tampilan aplikasi Huawei Health untuk Huawei Watch GT 2 Pro. Liputan6.om/Iskandar

Di aplikasi ini kamu pun bisa melihat rute perjalanan selama bersepeda, kecepatan tiap jarak tempuh per 5 kilometer, ketinggian, performa seperti efek latihan aerobik/anaerobik, dan penjelasan mendalam mengenai waktu pemulihan.

Menariknya lagi, aplikasi Huawei Health juga akan memberikan kamu beberapa medali yang sangat mirip dengan Apple Watch, misalnya ketika mencapai 10.000 langkah dan melakukan aktivitas lainnya.

 


Fitur Pemantau Tidur dan Tingkat Stres

Huawei Watch GT 2 Pro. Liputan6.com/Iskandar

Pelacakan tidur pada Huawei Watch GT2 Pro terbilang jauh lebih baik ketimbang perangkat pelacak kebugaran lainnya.

Fitur Huawei TruSleep dapat menganalisis tahapan tidur dan menawarkan lebih dari 200 insights yang dipersonalisasi ke dalam data tidur.

Pelacakan tidur Huawei TruSleep untuk Huawei Watch GT 2 Pro. Liputan6.com/Iskandar

Pemantau tidur pada smartwatch ini juga akan memberikan gambaran data dalam satu skor, apakah kamu mengalami gangguan tidur atau tidak. Mulai dari tidur nyenyak, tidur ringan, fase tidur Rapid Eye Movement (REM), tidur sebentar hingga terbangun.

Seperti Fitbit Sense, Huawei Watch GT2 Pro juga bisa melacak tingkat stres. Namun, fitur ini tidak menggunakan sensor elektrodermal seperti Fitbit Sense, tetapi membacanya melalui detak jantung seperti perangkat Garmin.

Skor stres harian diukur dengan skor hingga 100, yang mana dikalibrasi dengan kuesioner yang bisa kamu lakukan melalui aplikasi Huawei Health di smartphone.

Pengukur tingkat stres untuk Huawei Watch GT 2 Pro. Liputan6.com/Iskandar

Selain itu, ada juga fitur latihan pernapasan yang langsung bisa kamu lakukan lewat panduan langsung dari smartwatch.

 


Pengukur Detak Jantung dan SpO2

Huawei Watch GT 2 Pro. Liputan6.com/Iskandar

Huawei Watch GT2 Pro bahkan dilengkapi sensor detak jantung TruSeen 4.0+ terbaru, yang proses kerjanya mirip dengan PurePulse 2.0 dari Fitbit (menggunakan algoritme machine learning untuk menampilkan heart rate yang lebih akurat).

Dalam pengujian yang saya lakukan selama aktivitas bersepeda, pelacakan detak jantungnya cukup akurat hingga titik tertentu.

Monitor Detak Jantung untuk Huawei Watch GT 2 Pro. Liputan6.com/Iskandar

Saat mengayuh sepeda cukup lama, rata-rata detak jantung saya meningkat lebih dari 138 denyut per menit (bpm). Sementara saat beristirahat sejenak, denyut jantung turun di kisaran 80 bpm.

Memang, sensor detak jantungnya tidak sempurna, akan tetapi smartwatch ini cukup bisa diandalkan untuk olahraga lari, sepeda, dan olahraga ringan lainnya.

Di sisi lain, Watch GT2 Pro juga bisa mengukur kadar oksigen dalam darah (SpO2) melalui fitur yang ada dalam smartwatch. Selama pengujian, hasilnya kurang begitu akurat dan semuanya dilacak di aplikasi Huawei Health.

Pengukur kadar oksigen dalam darah (SpO2) untuk Huawei Watch GT 2 Pro. Liputan6.com/Iskandar

Pengukuran kadar oksigen dalam darah dilakukan secara manual dan tidak dilakukan selama tidur, sehingga kegunaannya lebih terbatas ketimbang perangkat yang melacak oksigen dalam darah selama tidur.


Performa Baterai

Huawei Watch GT 2 Pro. Liputan6.com/Iskandar

Huawei mengklaim smartwatch besutannya ini memiliki baterai yang bisa digunakan hingga 14 hari dengan sekali pengisian daya.

Namun selama saya menggunakannya, masa pakai baterai Watch GT2 Pro bertahan sampai sekitar 10 hari dengan penggunaan normal, di mana sebagian besar fitur diaktifkan (termasuk pemantauan detak jantung dan Huawei TruSleep).

Huawei Watch GT 2 Pro. Liputan6.com/Iskandar

Untuk pengisian daya, jam tangan pintar seharga Rp 4,3 juta ini dilengkapi pengisian nirkabel Qi dengan pelat magnet berbentuk bulat. Waktu pengisian baterai dari 20 persen sampai penuh (100 persen) berkisar tiga jam.

Spesifikasi

Dimensi: 46.7 x 46.7 x 11.4 mm dan berat 52 gram

Layar: AMOLED 1,39 inci (454 x 454 pixels, 1:1 ratio, 326 ppi)

Sistem Operasi: Huawei Lite OS

Chipset: Kirin A1

Memori: RAM 32MB, ROM 4GB

Audio: Speaker internal (loudspeaker)

Konektivitas: Bluetooth 5.1, GPS, NFC

Baterai: Li-Ion 455mAh

 

 


Kesimpulan

Huawei Watch GT 2 Pro. Liputan6.com/Iskandar

Huawei Watch GT 2 Pro memiliki desain premium dan terkesan kokoh. Bobotnya pun ringan sehingga nyaman dipakai untuk semua aktivitas olahraga.

Daya tahan baterai harus diakui cukup bisa diandalkan bagi kamu yang sering melakukan aktivitas luar ruangan. Fitur tracking-nya pun sangat akurat, menyuguhkan banyak opsi olahraga, dan kompatibel dengan perangkat iOS.

Huawei Watch GT 2 Pro. Liputan6.com/Iskandar

Huawei Watch GT2 Pro juga dilengkapi speaker internal yang cukup keras. Juga bisa memutar musik yang disimpan dan bisa mengontrol musik yang diputar di smartphone. Namun, kamu tidak dapat menyinkronkan Spotify atau layanan streaming musik lain.

Sayangnya, fitur pengukur kadar oksigen dalam darah (SpO2) kurang akurat. Juga belum mendukung aplikasi pihak ketiga, tak ada layanan pembayaran, dan minus voice assistant.

(Isk/Why)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya