Rumah Dokter Pribadi Digerebek Polisi, Kematian Maradona Tidak Wajar?

Pihak keluarga menyayangkan lambatnya pertolongan medis yang diterima Diego Maradona saat mengalami serangan jantung.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 30 Nov 2020, 11:20 WIB
1. Diego Maradona - Kehidupan Maradona kecil begitu akrab dengan kemiskinan. Sang ayah yang hanya berkerja di pabrik dan menjadi tukang batu membuat Maradona harus menjalani hidup yang cukup keras sejak anak-anak.

Liputan6.com, Jakarta Drama baru mencuat di tengah duka yang masih menyelimuti dunia akibat kepergian legenda sepak bola dunia, Diego Maradona. Empat hari setelah kematiannya, puluhan polisi mendatangi rumah dan klinik Leopoldo Luque, dokter pribadi Maradona, pada Minggu pagi waktu setempat (29/11/2020). 

Menurut laporan harian lokal, La Nacion seperti dilansir news.cgtn, sebanyak 30 polisi dikerahkan untuk menggeledah rumahnya. Sementara 20 lainnya merangsek ke klinik milik Luque di Buenos Aires. 

Belum ada keterangan resmi yang dilayangkan polisi usai penangkapan itu. Hanya saja salah seorang sumber sistem peradilan Argentina, mengatakan, polisi tengah mencari bukti terhadap dugaan tindak kriminal yang dilakukan Luque, yakni pembunuhan yang tidak disengaja terhadap Diego Maradona

"Jika penyimpangan dalam rawat jalan Maradona benar-benar terkonfirmasil, mungkin arahnya bisa ke pembunuhan," ujar sumber tersebut  seperti dikutip oleh La Nacion.

 

Saksikan juga video menarik di bawah ini


Keluarga Prihatin

Keluarga dan kerabat mengiringi peti jenazah legenda sepak bola Argentina, Diego Armando Maradona, menuju pemakaman Jardin Bella Vista, Kamis (26/11/2020) waktu setempat. Diego Maradona dimakamkan disamping makam kedua orang tuanya, Dalma dan Diego. (AFP/Ronaldo Schemidt)

Sebelumnya, pihak keluarga telah menyampaikan keprihatinannya atas layanan medis yang diterima Maradona jelang kematiannya. Menurut pengacara keluarga, pertolongan medis terlalu lama sampai. Mantan pemain Napoli itu akhirnya meninggal dunia akibat serangan jantung, Rabu (25/11/2020). 

 


Minim Peralatan Medis Darurat

Seorang fans menyalakan lilin untuk Diego Maradona di Buenos Aires, Argentina, Rabu (25/11/2020). legenda sepak bola Argentina itu meninggal dunia pada usia 60 tahun setelah menderita serangan jantung. (AP/Marcos Brindicci)

Sementara itu, Luque sempat muncul di televisi untuk memberikan keterangan pada Minggu malam. Dia mengatakan, telah melakukan segala upaya demi menyelamatkan nyawa Diego Maradona. 

"Saya tahu yang saya lakukan," kata Luque. "Saya benar-benar yakin kalau saya sudah melakukan yang terbaik untuk Diego. Yang terbaik yang bisa saya lakukan," beber Luque menambahkan.

"Saya merasa sedih karena temanku meninggal, tapi saya bukan orang yang harus bertanggung jawab untuk itu. Kalian ingin tahu saya bertanggung jawab untuk apa? Untuk mencintainya, untuk perawatannya, untuk memperlama hidupnya, dan meningkatkannya hingga akhir," ujarnya emosional.

 


Siap Bersaksi

Menurut surat kabar terbesar di Argentina, Clarin, Luque menyampaikan kalau perlatan pendukung di kediaman Maradona sangat terbatas. Luque mengatakan i rumah Maradona seharusnya dilengkapi alat defibrilator dan ambulans yang berjaga setiap hari. Dan menurutnya, itu bukan salahnya. 

"Dia [Maradona] seharusnya pergi ke pusat rehabilitasi. Dia tidak mau," kata Luque.

Luque juga emberi tahu Clarin bahwa hubungan pribadinya dengan Maradona seperti "ayah dan anak. Dia juga mengaku akan memberi kesaksian di depan hakim meski tidak sedang diselidiki.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya