Gim Berbasis Blockchain JobTribes Meluncur di Indonesia, Apa Istimewanya?

JobTribes, permainan kartu dan puzzle berbasis blockchain, meluncur di pasar Indonesia pada November 2020. Apa istimewanya?

oleh Iskandar diperbarui 01 Des 2020, 07:30 WIB
JobTribes. Dok: DEA

Liputan6.com, Jakarta - Pembesut gim asal Jepang, Digital Entertainment Asset (DEA), mulai beroperasi di Singapura untuk meluncurkan gim online regional yang akan berjalan pada platform blockchain.

Dibentuk oleh technopreneur Naohito Yoshida, DEA akan menggunakan platform blockchain PlayMining miliknya untuk menawarkan para gamer regional akses ke gim, koleksi digital art, dan interaksi dengan karakter manga Jepang.

Melihat besarnya potensi e-gaming di Asia Tenggara, DEA resmi meluncurkan JobTribes, permainan kartu dan puzzle berbasis blockchain di pasar Indonesia pada November 2020.

Peluncuran tahap awal JobTribes mengumpulkan lebih dari 100.000 pengikut di seluruh wilayah Asia Tenggara, dan setengahnya berasal dari Indonesia.

Yoshida menilai sebagian besar antusiasme ini didorong oleh potensi untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

"Kami menyediakan konten hiburan secara gratis dan yang Anda dapatkan dalam permainan ini dapat digunakan dalam kehidupan nyata. Ini memberikan peluang penghasilan bagi gamer," ujar Yoshida melalui keterangannya, Selasa (1/12/2020).

 


Tawarkan Hal Berbeda

CEO DEA Naohito Yoshida. Dok: DEA

Yoshida mengatakan DEA menawarkan hal yang berbeda, di mana pengguna dapat menghasilkan cryptocurrency (mata uang crypto) yang kemudian dapat ditukar dengan uang tunai.

"Saya sangat senang dapat menggabungkan gaming dan animasi dengan teknologi blockchain yang akan menjadi tren industri baru di masa depan," katanya menambahkan.

Sebagai informasi, platform PlayMining menggunakan DEAPcoin, cryptocurrency yang diproduksi pada 29 Agustus 2019 dan sekarang diperdagangkan di bursa cryptocurrency internasional.

Antara lain OKEx, Bithumb Global (Korea Selatan), BITTREX GLOBAL (Uni Eropa), INDODAX (Indonesia), DigiFinex (Hong Kong) dan Bitrue (Singapura).

Yoshida yang dikenal sebagai Goro-san di kalangan e-gaming juga merupakan pendiri tiga perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Tokyo--Celebrix Holding, Zaparas dan EOLE--di mana dia adalah pemimpinnya.

 


Skema Bermain dan Menghasilkan Uang

Ilustrasi Blockchain. Kredit: mmi9 via Pixabay

Pengguna bermain gim secara gratis untuk mendapatkan DEAPcoin yang dapat digunakan untuk memperkuat gim atau membeli Digital Art.

Digital Art tersebut dapat diperdagangkan di platform berbasis blockchain DEA yaitu DEA Digital Art Auction, dan kemudian ditukar menjadi uang tunai.

Yoshida memperkirakan gim berutannya dapat menarik dua juta pengguna pada awal tahun 2021.

DEA merasa optimistis akan hal ini karena pasar gim online global dengan lebih dari 2,7 miliar gamers tumbuh pesat menurut situs web analisis e-sport dan gaming NewZoo.

Pada 2020 total pengeluaran gamer diharapkan mencapai USD 159,3 milliar dengan wilayah Asia Pasifik berkontribusi sebesar 55 persen atau USD 87 miliar dari pendapatan tersebut.

Sementara itu, Indeks Web Global mencatat lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia melakukan streaming game melalui internet setiap bulan dan satu miliar orang lainnya menonton orang bermain game secara livestream setiap bulannya.

(Isk/Ysl)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya