Gandeng Swasta, Erick Thohir Targetkan Vaksinasi Corona Covid-19 Selesai 8 Bulan

Erick Thohir mengatakan, kerja sama pengadaan vaksin Corona Covid-19 tersebut dilakukan agar tercipta inovasi dan transformasi.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 30 Nov 2020, 20:00 WIB
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengikuti rapat dengan Komisi VI DPR, di kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (2/12/2019). Rapat tersebut membahas Penyertaan Modal Negara (PMN) pada Badan Usaha Milik Negera tahun anggaran 2019 dan 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kembali menegaskan bahwa pemerintah akan menggandeng pihak swasta dalam program vaksinasi Corona Covid-19. Hal itu diutarakannya saat mengadakan rapat bersama Komisi VI DPR RI, Senin 30 November 2020.

Erick mengatakan, kerja sama pengadaan vaksin Corona Covid-19 tersebut dilakukan agar tercipta inovasi dan transformasi. Sehingga itu bisa membangun ekosistem yang sehat antara perusahaan BUMN dan swasta.

Sebagai contoh, pemerintah dan perusahaan milik negara dalam proses vaksinasi mandiri per bulan hanya bisa melakukan penyuntikan vaksin sekitar 2,3 juta kali.

"Angka 2,3 juta itu rumah sakit BUMN, klinik dan lain-lain. Tetapi footprint swasta dengan rumah sakit dan kliniknya bisa 11 juta," kata Erick Thohir, Senin (30/11/2020).

Menurut dia, suka tidak suka kerjasama antara BUMN da swasta ini harus disinergikan. Sebab tidak mungkin juga proses vaksinasi kepada masyarakat hanya menjadi tugas BUMN saja.

"Akhirnya yang rugi masyarakat. Kenapa? Kalau penugasnya 75 juta kita bisa memvaksin dengan footprint kita sebulan 2 juta, sampai kapan?," ungkap Erick Thohir.

"Tetapi kalau kita bersama swasta jadi 13 juta, Insya Allah kan vaksinansi sendiri bisa berjalan 8-9 bulan," dia menambahkan.

Saksikan video pilihan berikut ini:


BPOM Harap Target Ketersediaan Vaksin Sinovac Akhir Januari 2021 Tercapai

Ilustrasi Vaksin Virus Corona COVID-19. (File foto: AFP / John Cairns)

Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berharap target ketersediaan vaksin Sinovac pada akhir Januari 2021 dapat tercapai. Untuk ketersediaan vaksin Sinovac, dokumen kelengkapan pemenuhan persetujuan izin edar darurat (Emergency Use Authorization/EUA) harus dipenuhi.

Kepala BPOM Penny K Lukito mengungkapkan, pihaknya kini menunggu kelengkapan data hasil uji klinik fase tiga vaksin Sinovac di Bandung, Jawa Barat.

 

“Mengingat ketatnya timeline yang harus dijaga untuk memenuhi target persetujuan EUA terhadap Vaksin Sinovac, kami mengharapkan komitmen dan kerjasama yang baik dari seluruh pihak yang terlibat," ungkap Penny melalui keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Minggu (29/11/2020).

"Dengan begitu, ketersediaan Vaksin Sinovac dapat tercapai sesuai waktu yang ditargetkan, yaitu akhir bulan Januari 2021. Tentunya, dengan jaminan terhadap keamanan, khasiat, dan mutunya untuk digunakan oleh masyarakat."

Untuk memenuhi dokumen kelengkapan data uji klinik vaksin Sinovac agar pemberian EUA dikeluarkan, perlu dukungan komitmen PT Bio Farma.

BPOM juga berharap agar data-data terkait, terutama data imunogenisitas, keamanan, dan efikasi vaksin Sinovac tersedia pada akhir Desember 2020. Hal ini sebagaimana komitmen bersama yang telah disampaikan melalui rapat koordinasi tanggal 27 Oktober 2020.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya