Tren Gowes saat Pandemi, Bus Pariwisata Ini Ubah Interior untuk Tampung Sepeda

Berbagai cara dilakukan untuk bertahan di tengah pandemi COVID-19 agar roda bus tetap berputar di jalan aspal.

oleh Novita Ayuningtyas diperbarui 30 Nov 2020, 21:25 WIB
Bus efisiensi (sumber: Instagram/busefisiensi)

Liputan6.com, Jakarta Pandemi COVID-19 hingga saat ini memang belum berakhir. Bahkan, setiap hari terdapat kenaikan angka pasien positif COVID-19. Kenaikan angka pasien terkonfirmasi ini pun mulai melonjak sejak libur panjang akhir Oktober 2020 lalu.

Namun, meski begitu tak sedikit pula masyarakat yang telah memulai untuk beraktifitas di luar. Bahkan, banyak masyarakat yang kini giat melakukan berbagai macam olahraga untuk mendukung kebugaran tubuh. Salah satu olahraga yang menjadi tren di era pandemi saat ini ialah bersepeda. 

Melihat tren yang ada sebuah perusahaan otobus (PO) Efisiensi memilih untuk memutar otak dengan memanfaatkan tren yang ada. Perusahaan yang mulai berdiri pada 1996 ini memang tak hanya diketahui sebagai jas bus cepat terbatas (PATAS) akan tetapi juga melayani bus pariwisata.

Namun, karena adanya pandemi COVID-19 yang menjadi pukulan berat dan cukup berpengaruh di sektor wisata dan transportasi membuat berbagai perusahaan harus berpikir kreatif. PO Efisiensi ini pun memilih untuk mengubah empat unit bus pariwisata menjadi bus yang bisa mengangkut sepeda di dalamnya.

"Pada saat pandemi saat ini entah sampai kapan itu bus pariwisata kita enggak ada yang nyewa. Ibarat kata jalan-jalan atau wisata kemana apalagi tiga sampai empat bulan yang lalu tempat wisata kan tutup semua, berarti bus kita nganggur nih," ujar Syukron Wahyudi selaku Road Manager PO Efisiensi Cilacap saat ditemui oleh Liputan6.com, Jumat (20/11/2020).


Pukulan bagi banyak karyawan

Bus PO Efisiensi. (dok. busnesia.com)

Terganggu kegiatan perekonomian baik melalui bus Antar Jemput Antar Provinsi (AJAP) ataupun bus pariwisata di masa pandemi ini membuat salah satu PO Bus terbesar di lintas jalur selatan Pulau Jawa ini juga harus berpikir kreatif. Hal ini harus dilakukan karena banyaknya karyawan yang menggantungkan pekerjaan.

"Kita sebagai perusahaan harus berpikir bagaimana agar roda perusahaan terus jalan walaupun penghasilannya sedikit. Plus kita juga untuk napas minimal tetap ada walaupun ibarat kata napasnya kecil sekali." lanjutnya.

Menurut dia, sektor wisata menjadi salah satu yang dampaknya cukup terlihat. Mulai dari tempat wisata yang ditutup membuat biro perjalanan serta banyak PO Bus pariwisata yang harus berhenti sementara. Pasalnya dari tempat wisata, biro perjalanan serta bus pariwisata merupakan sebuah kesatuan.


Ide kreatif manfaatkan tren di masyarakat

Bus Efisiensi (liputan6.com/ Novita Ayuningtyas)

Meski sempat berhenti sementara waktu, PO bus ini memilih untuk bangkit demi para karyawan. Memanfaatkan tren di masyarakat yang tengah menggemari olahraga bersepeda di era new normal, Efisiensi pun mengubah empat unit bus pariwisata sedemikian rupa hingga mampu mengangkut sepeda di dalamnya. Melalui prgram Gowes Eksplor Jogja, masyarakat di Cilacap, Purwokerto dan Kebumen bisa memanfaatkan fasilitas ini untuk bersepeda di Yogyakarta.

"Karena kita lihatkan sebelum ada gowes, orang-orang kan sewa truklah atau pick-up lah mereka yang ikut di truk tersebut panas-panasan. Kenapa tidak didalam bus yang nyaman." Ujar Syukron

Berawal dari seorang teman yang juga memiliki hobi bersepeda, perusahan pun memilih untuk mengakomodir masyarakat yang ingin bersepeda di kota-kota tertentu.

"jadi sepedanya itu ada di dalam bis, jadi diatas. Yang tadinya kursi-kursi, separuh kita turunkan kita setting sedemikian rupa agar sepeda itu bisa berdiri. jadi dibagian belakang sampai tengah itu berjejer antara 20-22 sepeda bisa yang tengah sampai kedepan itu kursi yang punya sepeda. karena daya tampungnya kurang lebih 22 orang peserta plus sepedanya." lanjutnya.


Ikuti musim yang ada

Meski animo masyarakar cukup baik menyambut program ini, namun dalam kurun waktu dua minggu terakhir masyarakat mulai jarang untuk menikmati olahraga sepeda. Berbagai siasat pun harus dilakukan agar tetap menghidupkan kembali roda bus di aspal jalanan.

Tak hanya membuat bus yang mengangkut sepeda saja, akan tetapi perusahaan asal Kebumen ini juga mendirikan program makan di atas bus (Matas) di wilayah Purwokerto.

"kita tidak hanya bus gowes, di purwokerto itu matas bus (makan di atas bus) itu juga salah satu cara gimana kita tetap bisa jalan mempertahankan karyawan yang ada." kata Syukron.

Meski sempat berpikir untuk menambah unit baru yang penampung sepeda, namun perusahaan harus berpikir ulang. Hingga kini, Bus Efisiensi pun memilih untuk mengikuti musim yang ada.

"Sempat berpikir untuk tambah unit baru, tapi inikan musiman, takutnyakan kalo ternyata tidak bertahan lama lumayan. Karena biaya yang dibuat untuk operasional lumayan. Satu PO bikin semua PO bikin, semua cara dilakukan untuk bisa bertahan, ngebayangin itu bus nganggur enggak jalan kan repot juga kita." ujarnya

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya