Liputan6.com, Ankara- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengumumkan pembatasan ketat yang baru, dalam upaya untuk membendung lonjakan infeksi Virus Corona COVID-19. Dengan memperpanjang jam malam dan memberlakukan lockdown penuh selama akhir pekan.
Dilansir Aljazeera, Selasa (1/12/2020) dalam rapat kabinet pada 30 Desember, Erdogan mengatakan bahwa jam malam di Turki akan diberlakukan pada hari kerja antara pukul 21.00 dan 05.00.
Advertisement
Ia pun mengumumkan lockdown total pada akhir pekan dari pukul 21.00 pada Jumat 4 Desember malam hingga Senin 7 Desember pukul 05.00.
Langkah-langkah baru itu, dijadwalkan untuk dimulai pada Selasa 1 Desember waktu setempat.
Namun, toko yang menjual bahan makanan dan layanan pengiriman makanan akan dibebaskan dari kebijakan lockdown pada jam-jam tertentu.
Selain itu, warga yang berusia di atas 65 tahun atau lebih muda dari 20 tahun tidak lagi diizinkan untuk menggunakan transportasi umum, dengan semua pengguna fasilitas tersebut yang harus menggunakan kode pelacakan kontak.
Sementara itu, acara menghadiri pernikahan dan pemakaman hanya diizinkan untuk dihadiri oleh maksimal 30 orang, sedangkan perayaan publik pada Malam Tahun Baru akan dibatalkan.
Kebijakan jam malam sebelumnya, yang diberlakukan pada 20 November disebut tidak banyak membantu membatasi pergerakan orang, dengan media Turki yang menunjukkan ruang publik yang padat.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Situasi Kasus Virus Corona COVID-19 di Turki
Turki, beberapa hari lalu kembali melaporkan kelonjakan dalam kasus harian COVID-19 yang naik hingga sekitar 30.000.
Pada 29 November, jumlah kasus harian COVID-19 di Turki mencapai rekor tertinggi yakni sebanyak 31.219.
Angka kematian juga mencapai rekor tertinggi selama delapan hari berturut-turut, dengan 188 kematian yang tercatat dalam 24 jam terakhir, menurut data dari Kementerian Kesehatan Turki.
Kementerian Kesehatan Turki mengumumkan bahwa jumlah infeksi Virus Corona COVID-19 di negara yang berpenduduk 83 juta orang itu telah melebihi 500.000. Sementara total kematian sejak awal pandemi telah mencapai 13.746 jiwa.
Di sisi lain, The Turkish Medical Association (TTB) atau Asosiasi Medis Turki meragukan angka infeksi COVD-19 pemerintah, dan memperkirakan setidaknya terdapat 50.000 kasus baru setiap harinya.
Asosiasi tersebut juga memperingatkan bahwa rumah sakit di Turki telah mencapai minimum kapasitasnya, yang bertentangan dengan pernyataan pemerintah bahwa 70 persen tempat tidur perawatan intensif sudah terisi.
Advertisement