Liputan6.com, Jakarta - Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap 1 Desember untuk menumbuhkan kesadaran untuk mencegah dan memerangi AIDS di seluruh dunia yang disebabkan oleh penyebaran virus HIV. Selain itu, menunjukkan dukungan untuk orang yang mengidap HIV, dan mengenang mereka yang meninggal karena AIDS.
Pada masa pandemi seperti saat ini, ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) menjadi salah satu kelompok rentan yang berisiko tinggi terjangkit COVID-19.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan RI dr. Wiendra Waworuntu menuturkan, bagi ODHA yang mengkonsumsi obat ARV secara rutin, tetap harus waspada dengan potensi penularan COVID-19.
Baca Juga
Advertisement
"Jangan berpikir bahwa saya meminum obat ARV nanti saya tidak akan terkena Covid-19 , karena buktinya Covid-19 bisa menyerang siapa saja. Kita tetap harus tetap waspada,” tegasnya dikutip dari laman covid19.go.id , seperti ditulis Selasa (1/12/2020).
Obat ARV adalah jenis obat yang dapat digunakan untuk memperlambat perkembangan virus HIV yang bekerja dengan cara menghilangkan unsur yang diperlukan oleh virus HIV untuk menggandakan diri dan juga mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4 atau sel darah putih yang bertugas untuk menjaga kekebalan tubuh.
Pada 2020, Hari AIDS Sedunia mengambil tema ketahanan. Hal ini seiring gerakan atau komunitas AIDS sebuah potret yang bertahan untuk menghasilkan respons kesehatan dari masyarakat yang luar biasa dalam sejarah.
Dalam rangka Hari AIDS Sedunia 2020, Liputan6.com merangkum sejumlah mengenai AIDS di tengah pandemi COVID-19, dirangkum dari berbagai sumber, ditulis Selasa (1/12/2020):
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Apakah ODHA Berisiko Lebih Tinggi Tertular COVID-19?
Berdasarkan laman hiv.gov, pihaknya masih mempelajari tentang COVID-19 dan bagaimana pengaruhnya terhadap orang dengan HIV.
Berdasarkan literatur terbatas, orang dengan HIV yang menerapkan pengobatan secara efektif memiliki risiko yang sama tertular COVID-19 dengan orang yang tidak memiliki HIV.
Orang berusia lanjut dan orang dengan usia berapapun yang memiliki kondisi medis serius berisiko lebih tinggi tertular. Termasuk orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Risiko orang dengan HIV yang kemungkinan besar terjangkit COVID-19 pada, orang dengan jumlah CD4 rendah dan orang yang tidak memakai pengobatan HIV yang efektif (terapi antiretroviral atau ARV). CD4 (cluster of differentiation 4) adalah sel darah putih yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.
Dalam laman tersebut menegaskan jika sedang mengidap HIV dan sedang mengkonsumsi obat HIV, penting untuk melanjutkan pengobatan, mengikuti saran dari penyedia layanan kesehatan dan mengambil tindakan pencegahan setiap hari untuk menjaga diri dan orang lain aman dari COVID-19.
Orang dengan HIV juga harus terus mempertahankan gaya hidup sehat dengan makan yang benar, tidur minimal delapan jam, dan mengurangi stres sebanyak mungkin. Menjaga kesehatan membantu sistem kekebalan tubuh melawan infeksi.
Advertisement
Pencegahan
Dilansir dari laman unaids.org, pencegahan yang COVID-19 bagi pasien HIV/AIDS sama dengan yang lainnya:
· Cuci tangan secara teratur dan menyeluruh dengan sabun dan air atau antiseptik berbasis alkohol.
· Jaga jarak setidaknya 1 meter.
· Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut.
· Tutup mulut dan hidung dengan siku atau tisu yang tertekuk saat batuk atau bersin dan segera buang tisu bekas.
· Tetap di rumah jika merasa tidak enak badan. Jika mengalami demam, batuk, dan kesulitan bernapas, dapatkan bantuan medis. Ikuti arahan dari otoritas kesehatan setempat.
(Ihsan Risniawan-FIS UNY)