Corona Merajalela, Rupiah Kian Merana

Nilai tukar rupiah melemah pada perdagangan Selasa pekan ini. Namun potensi penguatan masih terbuka lebar.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Des 2020, 10:08 WIB
Petugas menghitung uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Senin (9/11/2020). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak menguat pada perdagangan di awal pekan ini Salah satu sentimen pendorong penguatan rupiah kali ini adalah kemenangan Joe Biden atas Donald Trump. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah melemah pada perdagangan Selasa pekan ini. Namun potensi penguatan rupiah masih terbuka lebar.

Mengutip Bloomberg, Selasa (1/12/2020), rupiah dibuka di angka 14.117 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.120 per dolar AS. Namun menjelang siang, rupiah melemah ke 14.136 per dolar AS.

Dari pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.117 per dolar AS hingga 14.120 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 1,95 persen.

Berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.178 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.128 per dolar AS.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa, mengatakan, sentimen pasar di eksternal kelihatan cukup positif pagi ini.

"Vaksin yang akan dirilis masih menjadi sentimen positif, meski di sisi lain kasus COVID-19 makin meninggi," ujar Ariston, seperti dikutip dari Antara, Selasa (1/12/2020).

Ariston menambahkan, kabar soal nominasi Janet Yellen sebagai menteri keuangan AS, juga bisa memberikan sentimen positif untuk aset berisiko.

"Yellen yang mantan Gubernur Bank Sentral AS ini bisa bekerja sama dan menyelaraskan program pemulihan ekonomi dengan kebijakan Gubernur The Fed yang sekarang," kata Ariston.

Menurut Ariston, rupiah bisa terbantu menguat hari ini setelah kemarin tertekan akibat aksi ambil untung di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Sementara itu, lanjutnya, data lain yang perlu diperhatikan adalah data inflasi Indonesia.

"Bila data menunjukkan kenaikan, hal tersebut positif untuk rupiah karena kenaikan inflasi bisa mengindikasikan pulihnya konsumsi," ujar Ariston.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Prediksi

Ilustrasi Mata Uang Rupiah. Kredit: Mohamad Trilaksono (EmAji) via Pixabay

Ariston memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.050 per dolar AS hingga Rp14.200 per dolar AS.

Pada Senin (30/11) lalu, rupiah ditutup melemah 30 poin atau 0,21 persen ke posisi Rp14.120 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya Rp14.090 per dolar AS.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya