Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) melalui Direktorat Jenderal Perumahan tengah melakukan pembangunan Sarana Hunian Pariwisata (Sarhunta) di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur, Jawa Tengah. Program ini sekaligus mendorong perekonomian karena bisa menyewakan homestay bagi para wisatawan yang berkunjung ke Borobudur.
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid menjelaskan, pelaksanaan program Sarhunta dilakukan sebanyak 785 unit di KSPN Borobudur. Program ini terdiri dari dua jenis, yakni peningkatan kualitas rumah dengan fungsi homestay dan usaha pariwisata lainnya sebanyak 385 unit, serta peningkatan kualitas rumah tanpa fungsi usaha sebanyak 400 unit.
Advertisement
"Berdasarkan Instruksi Dirjen Perumahan, jumlah dana bantuan yang disalurkan bervariasi mulai Rp 35 juta untuk perbaikan rumah tanpa fungsi usaha dan Rp 115 juta untuk perbaikan dan pengembangan rumah dengan fungsi usaha," jelasnya, Selasa (1/12/2020).
Warga lokal di sekitar Borobudur juga berhak mengajukan subsidi guna menyulap rumahnya menjadi homestay. Seperti diutarakan Suripto, warga Dusun Kurahan di Kabupaten Magelang, yang mengatakan untuk mendapatkan bantuan tersebut warga dapat menghubungi Pemerintah Kabupaten Magelang maupun Kantor Perwakilan Kementerian PUPR yang mengurus Program Sarhunta di kawasan sekitar Borobudur.
Pasca mengajukan diri untuk mendapatkan bantuan dan diverifikasi, petugas lapangan nantinya akan ditetapkan apakah warga berhak menerima bantuan tersebut atau tidak.
"Proses pengajuannya mudah dan tidak sulit. Nanti aka nada pendampingan dari petugas Kementerian PUPR dan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) Program Sarhunta mulai dari perencanaan, desain rumah serta pembangunan rumah," terangnya. Lebih lanjut, Suripto menerangkan, dirinya mendapatkan bantuan sebesar Rp 87 juta dan swadaya mandiri sekitar Rp 20 juta. Dana tersebut digunakan untuk membangun rumah serta membuat dua kamar homestay beserta fasilitas pendukungnya.
Hal senada disampaikan, Supiyanto, pemilik Shopie Galery yang berada tidak jauh dari kawadan Candi Borobudur. Dia memaparkan, dirinya sejak 1994 fokus membuat kerajian bambu Gombong dan dijadikan gambar burung, Candi Borobudur, kaligrafi, dan mendukung perkembangan Balai Ekonomi Desa (Balkondes) di kawasan Magelang. "Saya sangat senang karena dulunya hanya ikut orang untuk bekerja, rumah saya juga dulu ya seadanya. Sejak dapat Program Sarhunta sekarang saya punya galeri untuk memerkan hasil kerajinan bambu ini," ujar Supriyanto.
Saksikan video pilihan berikut ini:
377 Rumah di Kawasan Candi Borobudur Disulap Jadi Homestay
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memperbaiki kualitas rumah untuk pengembangan usaha pondok wisata (homestay) dan usaha pariwisata lainnya di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Candi Borobudur.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pembangunan infrastruktur merupakan salah satu prioritas dalam penataan KSPN. Pembangunan infrastruktur pada setiap Bali Baru ini juga direncanakan secara terpadu, baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, hingga sanitasi.
"Untuk pariwisata, pertama yang harus diperbaiki infrastrukturnya, kemudian amenities (fasilitas) dan event, baru promosi besar-besaran. Kalau hal itu tidak siap, wisatawan datang sekali dan tidak akan kembali lagi. Itu yang harus kita jaga betul. Prinsipnya adalah merubah wajah kawasan dilakukan dengan cepat, terpadu, dan memberikan dampak bagi ekonomi lokal dan nasional," imbuh Menteri Basuki, Kamis (5/11/2020).
Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa III Daerah Istimewa Yogyakarta, Ditjen Perumahan Kementerian PUPR pada 2020 telah mengalokasikan peningkatan kualitas rumah untuk pengembangan usaha pondok wisata (homestay) dan usaha pariwisata lainnya di kawasan Candi Borobudur melalui program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).
Alokasi dana untuk program yang dikenal dengan sebutan bedah rumah ini terdiri dari dua jenis, yakni sebesar Rp 43,35 miliar untuk perbaikan dan pengembangan rumah yang memiliki fungsi usaha, dan Rp 12,25 miliar untuk untuk perbaikan dan pengembangan rumah tanpa fungsi usaha.
Program BSPS di KSPN Candi Borobudur tersebut dialokasikan untuk peningkatan kualitas rumah dengan fungsi homestay dan usaha pariwisata lainnya sebanyak 377 unit, serta peningkatan kualitas rumah tanpa fungsi usaha di koridor sebanyak 350 unit yang tersebar di 15 desa/kelurahan.
Advertisement