Liputan6.com, Jakarta - Oktober semestinya menjadi hari yang membahagiakan bagi Shasha, seorang calon pengantin berusia 37 tahun. Namun, peristiwa menyakitkan justru terjadi. Ia ditinggalkan sang kekasih tiga minggu sebelum hari H. Sang calon mempelai wanita tersebut tetap menjalani pemotretan pernikahan sendirian.
Shasha tampil cantik dalam balutan gaun pengantin berhijab. Tangannya juga berhias hena. Ia tersenyum ke arah kamera yang menyorotnya, menyiratkan ketegaran hati yang keburu pedih.
Studio foto yang bekerja sama dalam pemotretan itu kemudian mengunggah deretan foto hitam putih sang calon pengantin wanita. Tak lupa disertakan keterangan berisi kabar tak diharapkan soal Shasha.
Baca Juga
Advertisement
"Shasha terus maju, mengangkat kepalanya tinggi-tinggi dan memutuskan untuk mengadakan pemotretan solo yang layak," demikian keterangan studio foto tersebut.
Total ada 21 potret yang menggambarkan sang mempelai wanita. Tak semuanya menampilkan Shasha, ada pula yang menyorot sejumlah barang-barang yang sedianya akan dipakainya dalam pernikahan tersebut.
Sejak diunggah pada 28 November 2020, unggahan soal Shasha sudah dibagikan lebih dari 1.700 kali dan mendapat 1.300 likes. Mayoritas memuji keindahan potret tersebut seraya mendoakan sang calon pengantin mendapatkan pengganti yang lebih baik.
Lainnya mengkritik si mantan dengan menuliskan, "Siapapun pria itu, ia benar-benar kehilangan sebuah permata."
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Berkenalan Lewat Situs Kencan
Dikutip dari laman AsiaOne, Selasa (1/12/2020), Shasha sempat membagikan kisah cintanya lewat tulisan di blog pribadi. Ia mengaku pindah ke Singapura empat tahun lalu untuk menghapus jarak dalam hubungan jarak jauh yang dijalani sebelumnya.
Sayang, hubungan tersebut berakhir dan ia pun mulai menggunakan aplikasi kencan untuk mencari tambatan hati baru. Jodohnya berujung pada perkenalan dengan R, inisial mantan tunangan, hanya lima minggu sebelum ia akan kembali pindah ke Wellington, Selandia Baru, untuk berkumpul dengan orangtuanya.
Segala hal berjalan cepat. "Setelah tiga kali kencan dan mengetahui aku akan segera terbang dari Singapura, ia mengusulkan untuk bertemu dengan orangtua kami dan menikah, untuk memulai hidup kami bersama," tulis Shasha.
Dalam waktu empat minggu, mereka bertunangan setelah keduanya mendapat restu dari orangtua kedua belah pihak. Ia bahkan sudah bertemu dengan dua anak R hasil pernikahan sebelumnya dan jatuh cinta pada mereka.
Advertisement
Mundur Tanpa Alasan
Namun, harapan memiliki pernikahan bak dongeng musnah hanya sekitar tiga minggu dari hari H. R mengumumkan bahwa ia mundur tanpa alasan keputusan ataupun alasan yang baik. Ia menuliskan, telah dibutakan oleh keputusan itu karena berharap masalahnya dengan R bisa selesai meski ada beberapa konflik.
"Perlahan-lahan, aku harus membatalkan semua rencana pernikahan sendirian. Vendornya sangat baik dan berempati, tetapi setiap pembatalan hanya membuat saya semakin tidak percaya."
Terlepas dari kesedihan yang dirasakan, Shasha bertekad untuk "melakukan sesuatu yang positif" berkat cinta dan dukungan dari orang-orang di sekitarnya. "Inilah orang-orang yang terus bertahan dalam hidup saya dan mengingatkan saya bahwa ada begitu banyak keindahan dan kebaikan dalam hidup saya untuk saya."
Berpose sendirian dalam balutan gaun pengantin dan karangan bunga, Shasha juga menyoroti beberapa kutipan pilihan dalam pemotretannya, menekankan bahwa pernikahan tidak memiliki tanggal kedaluwarsa.
Infografis Buku versus Kartu Nikah
Advertisement