Liputan6.com, Perth - Ilmuwan Australia mengatakan bahwa mereka telah memetakan satu juta galaksi baru menggunakan teleskop canggih di gurun.
Sebuah badan ilmu pengetahuan nasional, CSIRO mengatakan bahwa teleskop barunya telah menciptakan "atlas baru alam semesta" dalam waktu singkat. Serta menunjukkan detail yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Advertisement
Dikutip dari BBC, Selasa (1/12/2020), teleskop itu memetakan total tiga juta galaksi, dengan gambar yang dua kali lebih rinci survei sebelumnya. Para astronom berharap gambar-gambar tersebut akan mengarah pada penemuan-penemuan baru tentang alam semesta.
CSIRO mengatakan bahwa pemetaan hanya memakan waktu 300 jam, sedangkan survei all-sky sebelumnya memakan waktu bertahun-tahun. Dengan data yang tersedia untuk umum, para ilmuwan di seluruh dunia akan dapat mempelajari segala sesuatu mulai dari pembentukan bintang hingga bagaimana galaksi dan lubang hitam super masif mereka berevolusi dan berinteraksi.
Sistem ini terletak di belahan bumi selatan di pedalaman Australia Barat yang terpencil dan tersebar pada area 6 km (3,7 mil) dari observatorium CSIRO Murchison, sekitar 700 km di utara Perth.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Teleskop Askap Dapat Tangkap Gambar dengan Resolusi Tinggi
Australian Square Kilometer Array Pathfinder (Askap) adalah kumpulan 36 antena piringan yang bekerja sama untuk mengambil panorama langit.
Dengan menggabungkan sinyal dari piringan yang lebih kecil, teleskop ini menciptakan gambar beresolusi tinggi dengan biaya yang lebih murah dari satu piringan yang sangat besar.
Volume data yang sangat besar dapat dihasilkan pada kecepatan yang lebih cepat daripada seluruh lalu lintas internet di Australia. Kemudian volume data tersebut dikirim ke fasilitas superkomputer di Perth untuk membuat gambar.
Teleskop Askap melakukan survei langit-langit pertamanya tahun ini, mencakup 83% langit dan tiga juta galaksi seluruhnya.
Peta itu digabungkan dengan hanya menggunakan 903 gambar yang sangat detail. Survei sebelumnya membutuhkan puluhan ribu untuk melengkapi gambaran langit.
Para astronom mengatakan bahwa kedalaman dan skalanya sangat menarik karena dengan membuat katalog jutaan galaksi di luar Bima Sakti, mereka dapat melakukan analisis statistik. Hal ini dapat membantu memahami bagaimana alam semesta berevolusi dan terstruktur.
Teleskop Askap adalah salah satu pelopor proyek internasional untuk membangun teleskop radio terbesar di dunia yang akan berlokasi di Afrika Selatan dan Australia.
Reporter: Ruben Irwandi
Advertisement