Liputan6.com, Jakarta - Sektor properti atau perumahan menjadi salah satu sektor yang memiliki daya tahan tinggi di masa pandemi Corona Covid-19. Permintaan di sektor properti melambat di April 2020 lalu. Namun pada September 2020, permintaan sudah kembali meningkat hingga 2,5 kali lipat.
"Di bulan April paling rendah, tetapi jumlah penyaluran kredit di September sudah naik 2,5 kali lipat," kata Direktur Utama PT BTN Tbk, Pahala Nugraha Mansury, dalam Webinar Banking dan Financial Outlook 2021: How Banking Leaders Manage Strategy To Reborn From Crisis, Jakarta, Selasa (1/12/2020).
Advertisement
Pahala menuturkan, sektor perumahan di Indonesia tidak banyak memberikan kontribusi kepada PDB yakni hanya sekitar 3 persen. Meskipun masih banyak orang yang butuh dan membeli rumah sebagai rumah pertama.
Selain itu rasio PDB sektor perumahan di Indonesia masih rendah jika dibandingkan negara India, Filipina dan Malaysia. Bahkan kontribusi sektor perumahan di Filipina mencapai 20 persen untuk PDB.
Tidak terganggunya bisnis perumahan lantaran selama ini pembeli rumah biasanya mereka yang memiliki pekerjaan tetap. Artinya target pasar sektor ini bukan pelaku wirausaha atau kalangan pelaku usaha UMKM.
Sehingga saat terjadinya krisis tidak begitu terganggu dengan adanya perlambatan ekonomi. "Sektor perumahan yang beli orang yang pendapatannya tidak berpengaruh dengan adanya kondisi ini," kata Pahala.
Beruntung
Pahala menilai, BTN dalam hal ini terbilang beruntung karena 75 persen bisnis perusahaan berfokus kepada sektor perumahan. Meskipun pada April dan Mei, permintaan terhadap perumahan menjadi titik terendah sepanjang 2020.
Masa-masa pandemi ini juga dimanfaatkan BTN untuk melakukan berbagai perubahan dalam bisnis proses terkait sektor perumahan. Misalnya pengurusan dokumen yang terbiasa dengan tatap muka atau pertemuan fisik mulai beralih menggunakan sistem digital. Sehingga di masa pandemi ini BTN menjadi kesempatan untuk melakukan perbaikan.
"Kita melakukan ini untuk memperbaiki diri dari sisi kredit. Selama ini banyak proses yang belum terotomatisasi , sangat manual sekali, dan verifikasi income juga selalu manual," kata Pahala.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement