BPBD Lumajang Terapkan Protokol Kesehatan bagi Pengungsi Gunung Semeru

BPBD Lumajang menyiapkan posko pengungsian dan dua dapur umum untuk warga di sekitar Gunung Semeru.

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Des 2020, 19:19 WIB
Gunung Semeru, Selasa (3/3/2020) sore. (dok BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang menyiapkan posko pengungsian dan dua dapur umum bagi warga di sekitar Gunung Semeru.

Berdasarkan pemantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) guguran awan panas dari Gunung Semeru yang berada di Kabupaten Malang dan Lumajang, Jawa Timur meluncur hingga sejauh 3.000 meter ke arah Besuk Kobokan di Lumajang.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan hasil pemantauan PVMBG di Pos Pengamatan Gunung Semeru di Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, mencatat jarak luncur awan panas guguran Gunung Semeru yang pada Selasa pukul 01.23 WIB sekitar 2.000 meter, telah mencapai jarak 3.000 meter pada pukul 02.00 WIB.

Kabid Penanggulangan Bencana dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Wawan Hadi menuturkan, ada dua daerah terdampak yaitu di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro akibat guguran lava pijar.

Ia menambahkan, untuk sementara ada dua titik pengungsian di Desa Sumberwuluh dan Supiturang. Wawan mengatakan, tempat pengungsian itu akan dijadikan satu titik pengungsian nantinya.

"Sudah siap posko pengungsian di Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, dan dua dapur umum yang disediakan PMI dan dinas sosial,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (1/12/2020).

Ia menuturkan, ada sekitar 550 pengungsi yang mengungsi yang tinggal di sekitar Gunung Semeru. Pada siang ini, aktivitas Gunung Semeru, menurut Wawan agak mereda. Sebagian pengungsi pun sudah ada kembali ke rumah dan ada yang bertahan di tempat pengungsian.

BPBD Lumajang juga menerapkan protokol kesehatan COVID-19 di tempat pengungsian. Salah satunya dengan menerapkan jaga jarak. Wawan menuturkan, pihaknya memerlukan area besar untuk pengungsian sehingga memakai sekitar tiga sekolah dasar (SD) di Dusun Kamar Kajang untuk tempat pengungsian.

"Kami memerlukan area yang sangat besar untuk membuka posko sehingga satu kelas di sekolah dasar yang biasanya untuk 50 pengungsi kini hanya 10-15 pengungsi,” kata dia.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Bagikan 3.500 Masker

Foto: Dok. Tim Ekpedisi 7 Summits in 100 Days.

Wawan mengatakan, pihaknya juga membagikan sekitar 3.500 masker kepada pengungsi dan masyarakat sekitar. Hal ini mengingat Gunung Semeru mengeluarkan debu vulkanik sehingga dikhawatirkan dapat menimbulkan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). 

Wawan mengakui tidak mudah dalam menerapkan protokol kesehatan di tempat pengungsian. Apalagi banyak anak-anak dan orangtua.

Oleh karena itu, mereka juga mengingatkan untuk memakai masker dan membantu anak-anak untuk memakaikan masker karena kadang tidak nyaman dipakai oleh mereka sehingga dilepas. "Banyak orang tua dan anak-anak. Mereka tidak nyaman pakai masker dilepas. Kami selalu ingatkan,” kata dia.

BPBD Lumajang juga menyiapkan tim kesehatan dan ambulance untuk melayani masyarakat. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya