Gunung Semeru Meletus, 10 Alat Berat dan 2 Truk Tertimbun Material Vulkanik

Guguran awan panas Gunung Semeru membuat aliran sungai Besuk Kobokan tertutup material vulkanik.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Des 2020, 16:26 WIB
gunung semeru thumbnail

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Semeru meletus pada Selasa dini hari, 1 Desember 2020. Akibat letusan Gunung Semeru tersebut, 10 alat berat dan dua truk tambang tertutup material vulkanik panas Gunung Semeru.

Gunung Semeru meletus semburkan guguran awan panas berukuran besar ke arah Curah Kobokan, Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Guguran awan panas Gunung Semeru membuat aliran sungai Besuk Kobokan tertutup material vulkanik. Semua bagian sungai yang mengalir dari puncak kawah, hingga ke Desa Oro-oro Ombo tertutup material vulkanik semburan kawah Gunung Semeru. Di sekeliling sungai, hawa panas masih sangat terasa yang terutama berada di sisi tenggara Gunung Semeru.

"Material vulkanik meluncur sejauh sekitar 11 kilometer. Sampai saat ini masih terjadi. Di kilometer 11 ini pun masih terjadi guguran lava yang meluncur. Alat berat juga ikut terkubur guguran material vulkanik," ujar Komandan TRC BPBD Kabupaten Lumajang Peltu (purn), Sugiono, seperti dikutip dari Times Indonesia, Selasa (1/12/2020).

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru meningkat dalam beberapa hari terakhir.  Guguran awan panas Gunung Semeru terjadi pada Selasa dini hari sekitar pukul 01.23 WIB. Guguran awan panas ini langsung meluluh lantakkan daerah aliran sungai yang menjadi aliran lahar hujan Gunung Semeru.

"Sejauh ini belum ada informasi korban jiwa dari relawan dan anggota di depan. Kami imbau masyarakat untuk menjauh dari material vulkanik, karena masih panas dan berbahaya," tutur dia.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Gunung Semeru Sempat Semburkan Awan Panas

Gunung Semeru erupsi mengeluarkan guguran awan panas dari kawah pada Jumat, 17 April 2020 (PVMBG)

Sebelumnya, Pemantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menunjukkan guguran awan panas dari Gunung Semeru yang berada di Kabupaten Malang dan Lumajang, Jawa Timur meluncur hingga sejauh 3.000 meter ke arah Besuk Kobokan di Lumajang, Jawa Timur pada Selasa, 1 Desember 2020.

Berdasarkan siaran pers dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, hasil pemantauan PVMBG di Pos Pengamatan Gunung Semeru di Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mencatat jarak luncur awan panas guguran Gunung Semeru pada Selasa pukul 01.23 WIB sekitar 2.000 meter, telah mencapai jarak 3.000 meter pada pukul 02.00 WIB.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, hujan yang bercampur abu vulkanik pada pukul 03.00 WIB turun di sekitar pos pengamatan.

Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Lumajang sudah turun ke kawasan rawan bencana (KRB) I untuk memonitor situasi. Menurut Raditya, pada saat terjadi guguran awan panas Gunung Semeru, warga yang berada di KRB wilayah Kamar A, Curah Koboan, dan Rowobaung di wilayah Kecamatan Pronojiwo mulai evakuasi secara mandiri.

"Ini terjadi sekitar pukul 03.45 WIB. TRC yang berada di lapangan mengimbau warga untuk tetap tenang dan tidak panik saat peristiwa vulkanik itu menyertai upaya evakuasi warga," ujar dia, seperti dikutip dari Antara, Selasa, 1 Desember 2020.

Berselang satu jam kemudian, ia melanjutkan, TRC menurunkan satu tim untuk membawa perlengkapan seperti terpal, matras, masker, paket lauk pauk, selimut, air mineral, dan paket PPPK.

Menurut data sementara BPBD setempat, jumlah warga yang mengungsi untuk menghindari dampak letusan Semeru sekitar 500 orang.

Mereka tersebar di beberapa titik pengungsian seperti Pos Gunung Sawur, SD Supiturang, dan masjid. BPBD Kabupaten Lumajang juga telah meminta warga Dusun Curah Koboan di Desa Supiturang dan Dusun Rowobaung di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, serta Dusun Kajar Kuning di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, keluar dari rumah untuk menghindari dampak aliran lahar panas.  

 

Simak berita menarik lainnya dari Times Indonesia di sini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya