Liputan6.com, Jakarta - Gunung Semeru meletus pada Selasa, 1 Desember 2020. Akibat Gunung Semeru meletus tersebut, debu vulkanik juga sampai ke Lumajang, Jawa Timur.
"Wilayah Kota Lumajang juga kena debu vulkanik, tetapi sudah mulai mereda karena ada gerimis,” ujar Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (1/12/2020).
Ia menambahkan, langit gelap juga terjadi di sekitar daerah Gunung Semeru antara lain Kecamatan Pasirian, Pronojiwo, Candipuro. Thoriq menuturkan, saat ini pihaknya mewaspadai erupsi susulan Gunung Semeru. Ia menuturkan, Gunung Semeru alami erupsi pada Senin malam tidak ada tanda sejak awal.
Baca Juga
Advertisement
"Semeru punya keunikan. Sering erupsi kecil-kecil, masyarakat sudah terbiasa, ada lahar datang panas dan dingin. Tadi malam kuat. 3 jam erupsi berlangsung, disertai dengan debu. Ini paling dominan di Pronojiwo dan Candipuro,” kata dia.
Thoriqul juga mewaspadai lahar panas dan dingin yang terjadi di daerah aliran sungai atau DAS lahar Semeru. "Tadi malam sekitar jam 2.00-4.33 WIB bersama lahar panas ke aliran lahar semeru atau DAS lahar semeru. Yang dikuatirkan kalau pasir sudah naik 20 hingga 40 meter dari dasar sungai,” ujar dia.
Ia menambahkan, jika terjadi hujan dan curah tinggi sehingga membuat lahar Gunung Semeru ke permukiman warga.
Saat ini, Pemerintah Kabupaten Lumajang (Pemkab Lumajang) sedang evakuasi warga di Desa Curahpetung. Thoriqul menuturkan, pihaknya mendapatkan laporan ada ternak yang terkena lahar panas dan tidak ada korban jiwa.
"Kami tahapan sedang dilakukan evakuasi dusun dekat dengan DAS Lahar Semeru, Desa Curahpetung. Satu dusun itu ada 400 KK,” kata dia.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Gunung Semeru Semburkan Awan Panas
Sebelumnya, Pemantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menunjukkan guguran awan panas dari Gunung Semeru yang berada di Kabupaten Malang dan Lumajang, Jawa Timur meluncur hingga sejauh 3.000 meter ke arah Besuk Kobokan di Lumajang, Jawa Timur pada Selasa, 1 Desember 2020.
Berdasarkan siaran pers dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, hasil pemantauan PVMBG di Pos Pengamatan Gunung Semeru di Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mencatat jarak luncur awan panas guguran Gunung Semeru pada Selasa pukul 01.23 WIB sekitar 2.000 meter, telah mencapai jarak 3.000 meter pada pukul 02.00 WIB.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, hujan yang bercampur abu vulkanik pada pukul 03.00 WIB turun di sekitar pos pengamatan.
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Lumajang sudah turun ke kawasan rawan bencana (KRB) I untuk memonitor situasi. Menurut Raditya, pada saat terjadi guguran awan panas Gunung Semeru, warga yang berada di KRB wilayah Kamar A, Curah Koboan, dan Rowobaung di wilayah Kecamatan Pronojiwo mulai evakuasi secara mandiri.
"Ini terjadi sekitar pukul 03.45 WIB. TRC yang berada di lapangan mengimbau warga untuk tetap tenang dan tidak panik saat peristiwa vulkanik itu menyertai upaya evakuasi warga," ujar dia, seperti dikutip dari Antara, Selasa, 1 Desember 2020.
Berselang satu jam kemudian, ia melanjutkan, TRC menurunkan satu tim untuk membawa perlengkapan seperti terpal, matras, masker, paket lauk pauk, selimut, air mineral, dan paket PPPK.
Menurut data sementara BPBD setempat, jumlah warga yang mengungsi untuk menghindari dampak letusan Semeru sekitar 500 orang.
Mereka tersebar di beberapa titik pengungsian seperti Pos Gunung Sawur, SD Supiturang, dan masjid. BPBD Kabupaten Lumajang juga telah meminta warga Dusun Curah Koboan di Desa Supiturang dan Dusun Rowobaung di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, serta Dusun Kajar Kuning di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, keluar dari rumah untuk menghindari dampak aliran lahar panas.
Advertisement