Liputan6.com, Jakarta - Sekitar 300 warga mengungsi di Pos Pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada Selasa malam, 1 Desember 2020.
Warga mengungsi dari rumah masing-masing karena trauma dan ketakutan guguran awan panas Gunung Semeru yang terjadi pada Selasa, 1 Desember 2020 akan kembali terulang. Pengungsi meninggalkan rumah, kemudian memilih tidur dan bermalam di sekitar Gunung Sawur.
"Takut mas, karena ini awan panas. Takut seperti tadi malam (Selasa dinihari-red), gempa terasa dank e rumah juga horek (bergetar). Dulu juga pernah kejadian seperti ini, sekitar tahun 1990 ke atas lah,” ujar salah satu pengungsi di Pos Pantau Gunung Sawur, Rahmad, seperti dikutip dari Times Indonesia, ditulis (2/12/2020).
Baca Juga
Advertisement
Berdasarkan pantauan dari petugas pos pantau Gunungapi Semeru, diketahui Gunung Semeru masih terus alami guguran awan panas dan lava pijar. Hingga malam hari, guguran lava pijar meluncur dari kawah Jonggring Saloko hingga jarak satu kilometer.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
PMI Lumajang Dampingi Pengungsi
Palang Merah Indonesia (PMI) cabang Lumajang terus mendampingi para pengungsi. Data dari PMI, para pengungsi ini berasal dari sejumlah desa yang berada di sekitar lereng Semeru yang memang lebih dekat ke Gunung Sawur.
Di antaranya dari Dusun Kajar Kuning, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Logistik pun disiapkan bagi para pengungsi. Berupa ratusan bungkus makanan.
"Logistik berupa nasi bungkus untuk pengungsi sudah kami siapkan sedari siang tadi. Informasi yang kami terima dari BPBD, ada sekitar 300 pengungsi," kata salah satu staf PMI Lumajang, Endah.
Proses pendampingan terhadap para pengungsi ini akan terus dilakukan. Hingga situasi dirasa aman dan para pengungsi sudah berani kembali ke rumah masing-masing.
Simak berita menarik lainnya dari Times Indonesia di sini
Advertisement