Liputan6.com, Kabul - Serangan bom melanda ibu kota Afghanistan, Kabul, Selasa 1 Desember 2020 waktu setempat. Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan mengatakan, sejumlah staf kedutaannya di sana terdampak ledakan tersebut.
"Sebuah alat peledak rakitan meledak tidak jauh dari kedutaan, saat salah satu mobil mereka lewat. Beberapa staf kedutaan di dalamnya mengalami luka ringan," demikian menurut keterangan tertulis pihak Kedutaan Rusia seperti dikutip dari AFP, Rabu (2/12/2020).
Advertisement
Penilaian awal pihak Rusia menunjukkan bahwa serangan itu ditujukan untuk pasukan keamanan Afghanistan, lanjut pernyataan itu. Namun mereka tidak mengesampingkan bahwa sebenarnya diplomat atau staf kedutaan yang menjadi sasaran, sehingga pihak kedutaan memutuskan untuk memperketat keamanannya.
Kementerian Rusia juga meminta pihak berwenang Afghanistan untuk mengambil langkah-langkah untuk memastikan keamanan staf kedutaan mereka di sana.
Saksikan Juga Video Ini:
Insiden Ledakan Sebelumnya
Sejumlah roket sebelumnya dilaporkan meledak di beberapa daerah pemukiman warga Kabul, ibu kota Afghanistan, saat jam sibuk, Sabtu 21 November 2020.
Ledakan itu terjadi di dekat wilayah tempat para diplomat asing beraktivitas, Reuters melaporkan, dikutip dari Antara, Sabtu (21/11/2020).
Usai ledakan, bunyi sirine meraung-raung dari sejumlah kantor kedutaan besar asing. Insiden itu terjadi dua hari jelang negara-negara donor dan Pemerintah Afghanistan bertemu di Jenewa, Swiss, pada 23-24 November 2020.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Tariq Arian, mengatakan tiga warga sipil tewas akibat serangan tersebut dan 11 orang luka-luka. Namun, seorang pejabat Kementerian Kesehatan mengatakan petugas mengangkut lima jenazah dan 21 orang yang luka-luka ke rumah sakit.
Arian mengatakan teroris memasang roket-roket di truk berukuran kecil untuk ditembakkan ke arah pemukiman warga. Otoritas keamanan di Afghanistan masih berlangsung untuk mengetahui bagaimana kendaraan itu masuk ke dalam kota.
Sejumlah warga merekam peristiwa roket terbakar dan tayangan itu kemudian diunggah ke media sosial. Beberapa foto yang tersebar di media sosial Facebook menunjukkan banyak mobil rusak serta ada lubang besar di sisi samping sebuah bangunan.
Taliban menyebut serangan itu tidak dilakukan oleh pihaknya. Taliban merupakan kelompok ekstremis yang lama berusaha merebut kekuasaan dari Pemerintah Afghanistan.
Walaupun demikian, serangan teror dari Taliban dan kelompok radikal lainnya terus meningkat sejak perundingan damai antara Taliban dan Pemerintah Afghanistan mandek. Sebagian besar teror diluncurkan di Kabul, kota berpenduduk lebih dari lima juta jiwa.
Beberapa pria bersenjata pada awal bulan ini menembak warga di Universitas Kabul, Afghanistan. Aksi itu menyebabkan 35 orang tewas dan lebih dari 50 orang lainnya luka-luka. Sebagian besar korban adalah mahasiswa.
Kelompok teroris ISIS mengklaim bertanggung jawab atas penembakan tersebut.
Advertisement